Berkebun Jambu Kristal, Pola Rawat dengan Cairan Eco Enzyme yang Ramah Lingkungan di Kebon Ijo Sleman

Berkebun Jambu Kristal, Pola Rawat dengan Cairan Eco Enzyme yang Ramah Lingkungan di Kebon Ijo Sleman

Rombongan tohoh masyarakat dan tokoh adat Kampung Dumaring kabupaten Berau, kalimantan Timur usai belajar mengolah cairan eco enzyme di Kebon Ijo, Sleman belum lama ini. -Tiko Heryanto-radartasik.disway.id

Sepanjang tiga tahun berjalan, sepertinya tidak begitu mulus. Kiki pernah merasakan kekecewaan. Buah yang dihasilkan banyak di antaranya busuk. Bahkan terdapat banyak ulat.

“Iyah itu pengalaman terpahit. Sampai nangis lihat buahnya busuk. Banyak banget,” kenang dia.


Tokoh adat Muhammad Asri bersama Owner Kebon Ijo Hiasinta Kiki di kebun jambu kristal Sleman. -Tiko Heryanto-radartasik.disway.id 

Momen tersebut juga sekaligus mengubah pola dalam hal perawatan. Diakuinya, awal-awal berkebun, mengandalkan pupuk kimia. Berkaca dari hasil yang tidak memuaskan, tercetuslah mengandalkan cairan eco enzyme.

“Nah perawatannya ternyata butuh telaten. Istilahnya harus dengan hati. Kan sama, mahluk hidup juga. Jadi perlakuannya harus baik. Termasuk pupuk, penyemprotan dan lainnya tidak pakai kimia (pupuk kimia),” tutur perempuan yang wara-wiri masih energik mengendari motor.

Cairan eco enzyme cocok di Kampung Dumaring

Kiki kemudian memberikan tips. Akhir-akhir ini dirinya mengadalkan pupuk dan penyiraman atau penyemprotan pohon dengan cairan eco enzyme.  

Cairan ini sengaja ia produksi sendiri. Berbahan kulit buah-buahan atau sayuran ditambah dengan air dan gula --tidak disarankan gula pasir--, stok yang dimiliki cukup untuk perawatan harian pohon jambu. 

“Paling sedikit lima jenis limbah atau kulit buah-buahan. Agar enzyme yang dihasilkan lebih kaya. Yang tidak boleh (diolah jadi eco enzyme) kulit buah alpukat, duren dan kelapa. Karena berlemak. Lainnya boleh, mau kangkung, bayam juga boleh,” pesan dia.

Secara teknis Kiki mengulas, untuk membuat cairan eco enzyme butuh waktu minimal tiga bula. Kulit buah-buahan (minimal lima jenis) dicapur dengan air dan gula. Dengan komposisi 1-3-10.

BACA JUGA:HORE, Bantuan Baru dari Pemerintah Cair Lagi, Ayo Belanjakan Bantuan Sebelum Hangus 

“1 itu gula, 3 itu sisa kulit buah-buahan dan sayur, 10 itu air. Misalnya 10 liter air berati gulanya 1 kilogram,” terang dia.   

Memang, secara kasat mata pohon-pohon sebanyak itu tampak segar. Hijau dan mekar. Buah yang dihasilkan juga memiliki rasa yang manis dan sangat renyah.

Kunjungan radartasik.com ini bersama rombongan dari pengelola wisata di Kampung Dumaring, Kecamatan Talisayan Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. 

Rombongan ini juga sekaligus belajar membuat cairan eco enzyme, untuk dipraktikkan di Kalimantan Timur, nanti. Tokoh adat, tokoh masyarakat Kampung Dumaring didampingi Aksenta dan Belantara. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: