Asda I: 92 Persen Masyarakat Setuju Ciamis Ganti Nama Menjadi Galuh

Asda I: 92 Persen Masyarakat Setuju Ciamis Ganti Nama Menjadi Galuh

H Wasdi, Asisten Daerah I Kabupaten Ciamis-IMAN S RAHMAN/RADAR TASIKMALAYA-radartasik.disway.id

CIAMIS - Asisten Daerah I Kabupaten CIAMIS H Wasdi menerangkan rencana pergantian nama CIAMIS menjadi Galuh tidak ada kaitannya dengan persoalan agama. “Namun hari ini semata-mata untuk mengembalikan nama Galuh agar menjadi spirit membangun CIAMIS lebih baik,” ujarnya.

“Namun hari ini semata-mata untuk mengembalikan nama Galuh agar menjadi spirit membangun Ciamis lebih baik,” ujarnya.

Pergantian nama daerah tersebut, kata dia, sempat menjadi bahasan dalam dialog politik pencalonan pasangan Herdiat-Yana (HY) beberapa tahun silam.

Namun saat itu pasangan ini tidak secara eksplisit menjanjikan pergantian nama. Melainkan hanya kajian mungkin dan tidaknya keinginan masyarakat itu dilaksanakan menurut sisi administrasi.

“Seiring waktu, karena saat itu Covid-19 sehingga agak mepet ke sininya. Dibuktikan dengan cara menyerap aspirasi masyarakat,” paparnya.

Sebagai ketua tim yang menangani pengkajian pergantian nama daerah, Wasdi mengaku telah melakukan sejumlah langkah. Diantaranya menyosialisasikan rencana itu kepada masyarakat melalui para camat, lurah dan kepala desa. Hasilnya di luar dugaan.

Wasdi menyatakan hampir 92 persen masyarakat setuju Ciamis ganti nama menjadi Galuh di tiap desa dan kelurahan menyetujui pergantian nama itu dalam musyawarah tingkat desa (musdes).

“Dengan begitu menjadi amanat untuk ditindak lanjuti secara regulasi ada karena sejak dulu ingin kembali ke Galuh (menggunakan nama Galuh, Red) juga sudah ada. Dulu regulasinya belum jelas. Tapi sekarang regulasinya ada, memungkinkan. Melalui permendagri Nomor 30 Tahun 2012,“ ungkapnya.

Ia juga mengaku telah melakukan sejumlah pertemuan dengan Apdesi, PPDI dan Pengurus Daerah Persatuan Anggota Badan Permusawaratan Desa Seluruh Induonesia (PABPDSI). Bahkan sudah melakukan FGD (focus group discussion) dan seminar dengan berbagai unsur masyarakat.

Apabila ada masyarakat yang ingin menyumbang ide, gagasan dan lainnya, ia mempersilakan disampaikan melalui forum kajian akademis.

“Kalau di forum kajian akademis silahkan dicurahkan pemikiran, demi kebaikan daerah bersama tentu kami tidak berharap hal ini menjadi polemik. Apalagi polimik politik. Namun semua mencintai Tatar Galuh atau mencintai Ciamis lebih baik lagi,” ujar Wasdi.

Ketika ditanya, apakah perubah nama Ciamis ke Galuh itu memerlukan anggaran besar, Wasdi menjawab tak ada anggaran khusus untuk hal itu. Perubahan nama tidak serta merta diikuti perubahan administrasi secara besar-besaran. Melainkan dijalankan secara bertahap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: