Stunting Raga, Stunting Jiwa, Keduanya Sama Penting, Ini Faktanya!

Stunting Raga, Stunting Jiwa, Keduanya Sama Penting, Ini Faktanya!

Ilustrasi kasus anak stunting--medialampung.disway.id--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Arti stunting memang ancaman untuk raga. Alias fisik. Cenderung tinggi badan di bawah rata-rata, otak mengecil.  

Kota Tasikmalaya, saat sedang gencarnya menangani masalah stunting. Sampai Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Vigowansyah, berupaya keras mendapatkan data riil anak-anak stunting.

Hasilnya, data by name by address kini sudah ada. Mulai orang miskin hingga anak stunting tercatat. 

Anak balita yang stunting berdasarkan data by name by address jumlah keseluruhan  5.464 balita. Dari jumlah itu, baduta (bayi di bawah 2 tahun) ada 1.720 baduta. 

Berbekal data by name by address, Cheka melakukan langkah intervensi. Mulai menyiapkan anggaran sekitar Rp6 miliar khusus menangani stunting.

Tidak hanya itu, dibuat juga programkan orang tua asuh untuk balita penderita stunting. Awalnya seluruh ASN Pemkot Tasikmalaya. Harus punya anak asuh yang stunting.

BACA JUGA:PERSIB Menang Besar, Sukses Cicil Kemenangan, Kini Tersisa 10 Pertandingan Final Lagi

Program orang tua asuh pun meluas ke lembaga pendidikan, perbankan, TNI/Polri, pengusaha dan kelompok masyarakat lainnya. Cheka berharap, dalam 90 hari atau 3 bulan, baduta yang stunting itu bisa tumbuh normal.

Langkah penanganan stunting yang dimotori Cheka, mendapat apresiasi banyak pihak. Karena itu upaya penyelamatan generasi masa depan. Balita-balita itu fisiknya dan otaknya harus tumbuh dan berkembang normal. 

Tetapi banyak kalangan juga berharap, pemerintah Kota Tasikmalaya yang kini dipimpin Pj Cheka Virgowansyah, memperhatikan juga masalah ruhani. 

Salah seorang aktivis yang sering tergabung bersama ormas Islam, menyebutnya masalah ‘stunting akhlak’ atau ‘stunting jiwa.’ RF, begitu pria ini melalui pesan wathsapp, minta ditulis namanya. 

Menurut RF, kondisi Kota Tasikmalaya masalah akhlak memprihatinkan. Dalam razia-razia yang diikutinya bersama  ormas Islam, Satpol PP dan kepolisian, miras dan pelaku kemaksiatan masih marak.

“Miras banyak saja. Terakhir kita razia ada ratusan botol (miras, red). Pelakunya itu-itu saja orangnya. Berarti tidak ada tindakan tegas dari pemerintah,” ujar RF.

Tanggal 13 Februari 2023, sekitar pukul 23.00, cerita RF, dirinya bersama 100-an anggota ormas Islam, membawa ratusan botol miras hasil razia ke Bale Kota Tasikmalaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: