HIV-AIDS di Garut Tembus 1.004 Kasus, Selama Pandemi Covid-19 Menurun

HIV-AIDS di Garut Tembus 1.004 Kasus, Selama Pandemi Covid-19 Menurun

Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Garut Asep Surachman.-Istimewa-

GARUT, RADARTASIK.COM – Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Garut mencatat HIV-AIDS di Garut tembus 1.004 kasus.

Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Garut Asep Surachman menjelaskan dari 1.004 kasus itu di antaranya 823 orang masih hidup, 181 orang sudah meninggal dunia dan 101 orang dalam pengobatan.

Menurut dia, angka kasus HIV-AIDS tahun 2022 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tiga tahun ke belakang. Tahun 2022 ditemukan 182 orang.

Selama tahun 2019, kasus HIV/AIDS cenderung turun karena situasi pandemi Covid-19 yang tidak memperbolehkan orang untuk berkerumun dan pemberlakuan prokes yang ketat.

BACA JUGA: Persebaya Sedih, Langkah PSSI Mengagetkan, Tetap Fight Meski Liga 1 Tanpa Degradasi

BACA JUGA: Biaya Tol Getaci Hingga Rp 56 Triliun, Ini Penyebabnya

Tahun 2019 ditemukan 90 orang. ”Kaitan dengan pandemi Covid-19 yang harus menerapkan protokol kesehatan sehingga tahun 2019 ini mengalami penurunan yang kemungkinan penyebarannya terbatas,” urai dia.

Guna menanggulangi penyebaran HIV-AIDS, pihaknya sudah melakukan beberapa upaya antisipasi seperti pemeriksaan HIV atau screening kepada populasi yang berisiko terkena HIV.

Populasi yang berisiko terkena HIV antara lain ibu hamil dan penderita TBC. Populasi kunci, misalnya, pekerja seks, lapas atau rutan, pengguna obat-obatan dan kaum minoritas tertentu.

Selain melakukan screening, pihaknya melakukan edukasi terhadap kelompok kelompok tertentu yang rawan terkena virus. Kedua melakukan edukasi tentang pemahaman bagaimana kesehatan reproduksi.

BACA JUGA: Ini Rahasia Zalnando Pulih Lebih Cepat di Persib, Ternyata Bukan Faktor Obat, Tapi…

BACA JUGA: Ini yang Dibisikkan Pelatih Rennes Kepada Kylian Mbappe Saat Mengalahkan PSG

”Perilaku seks menyimpang dari awal kita cegah dimulai dari keluarga untuk menguatkan masalah keagamaannya, masalah kerohaniannya,” tutur dia.

Pihaknya juga melakukan promosi kesehatan terhadap kelompok usia remaja seperti memberikan edukasi di tingkat SMP, SMA, sampai perguruan tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: