Ini Kunci Kemajuan Perusahaan Pers Menurut Ketua SPS Jabar

Ini Kunci Kemajuan Perusahaan Pers Menurut Ketua SPS Jabar

Ini kunci kemajuan perusahaan pers menurut Ketua SPS Cabang Jawa Barat Yanto S Utomo.--

BANDUNG, RADARTASIK.COM – Ketua Serikat Perusahaan Pers (SPS) Cabang Jawa Barat Yanto S. Utomo menyatakan perusahaan pers sedang mengalami perubahan dahsyat.

”Kita harus berusaha untuk bagaimana caranya bisa melalui perubahan ini dengan baik dan bisa kembali berjaya seperti masa lalu kita,” ujarnya.

Menurut dia, kunci untuk maju yang dibutuhkan adalah perubahan. ”Perubahan inilah yang kita cari solusinya,” kata dia dalam Focus Group Discussion SPS Jabar di Grand Hotel Preanger Bandung, Kamis 29 Desember 2022.

Dari pengalaman dirinya selama hampir 23 tahun memimpin perusahaan media, kata dia, perubahan ini akan terjadi kalau ada regenerasi.

BACA JUGA: Di Pengujung Tahun, Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana Tetap Produktif Sampaikan Sharing Komunikasi

”Regenerasi itu penting, terutama regenerasi para jurnalis. Ini penting karena motor penggerak perusahaan kita ini jurnalis. Baru nanti sampai adanya marketing dan lainnya,” tuturnya.

Dia mengaku beberapa kali membuat perusahaan bukan modal yang jadi patokannya tetapi sumber daya manusia. ”Karena itu, bagaimana kita akan sustainable dan stabil lagi, rasanya kita harus lebih muda,” tambah dia.

Karena itu, ia berharap kepada mereka yang berusia muda. ”Karena mereka tak tidur sehari semalam masih bisa. Dia punya ide baru yang segar seperti dulu pernah kita lakukan,” ulas dia.

Saat ini anak-anak muda masih belum menjadi jurnalis. Mereka masih di konten kreator. Mereka penggarap program matic.

BACA JUGA: Impresif! Ini 10 Capaian BRI Sepanjang 2022

Oleh karena itu, Yanto mengajak perusahaan media melindungi dan memayungi konten kreator menjadi maju.

Caranya? ”Ya kita sisipkan dan alokasikan waktu serta usaha untuk melatih mereka menjadi jurnalis. Sehingga, mereka itu walaupun konten kreator tapi menjadi jurnalis,” tegas dia.

Dia pun berharap konten kreator bisa ikut uji kompetensi. Perusahaan juga melatih konten kreator menjadi jurnalis supaya mereka terlindung dari pekerjaannya. ”Kalau kita tak melakukan itu maka sulit sekali melakukan kemajuan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: