Menelusuri Sejarah Paris van Java yang Terobsesi Kota Paris
Area Gedung Sate salah satu bangunan yang memiliki sejarah dan dijadikan sebagai pusat pemerintahan Jawa Barat.-Foto:dokradartasik.disway.id-
RADARTASIK.COM - Jejak-jejak sejarah banyak terlihat menghiasIKota Bandung. Dikenal sebagai salah satu pusat seni dan kebudayaan yang kreatif, terletak di provinsi Jawa Barat. Bandung juga memiliki banyak taman kota dengan konsep yang unik dan menarik. Sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia, setelah Jakarta dan Surabaya, kota dengan luas 167,3 km² ini dijuluki Paris van Java. Ada yang menulis bahwa Kota Bandung sebagai Paris van Java terobsesi dari Kota Paris di Eropa sana.
Julukan ini sudah melekat dengan kota Bandung sejak Belanda menguasai Indonesia di abad ke-19. Meski begitu, sejarah awal dari julukan ini masih belum diketahui secara pasti.
Berdasarkan jurnal yang berjudul Sejarah Kota Bandung Dari "Bergdessa" Menjadi Bandung "Heurin Ku Tangtung" karya Nandang Rusnandar yang diterbitkan oleh Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung. Julukan Paris van Java muncul ketika Congres Internationaux d’architecture Moderne (CIAM) digelar pada Juni 1928 di Kota Chateau de la Sarraz, Swiss.
Saat itu Bandung tengah gencar - gencarnya dalam pembangunan dan tata kota untuk menciptakan pemukiman yang serasi dan lestari.
Tidak hanya itu, Bandung yang saat itu merupakan Ibu Kota Kabupaten Bandung juga berperan sebagai Ibu Kota Karesidenan Priangan. Kemudian, saat Congres Internationaux d’architecture Moderne digelar pada Juni 1928, Hendrik Petrus Berlage yang saat itu merupakan Bapak Arsitektur Modern dari Belanda memberi julukan Paris van Java kepada Bandung.
Meski awalnya diberikan dengan maksud menyindir, pada akhirnya julukan tersebut membawa kemasyuran bagi Bandung yang kala itu merupakan prototipe dari Kolonialle Stad.
Sementara, menurut sejarah lain yang dikemukakan oleh seorang sejarawan bernama Haryoto Kunto, istilah Paris van Java dipopulerkan oleh salah seorang pedang keturunan Yahudi berdarah Belanda bernama Roth. Dalam bukunya yang berjudul "Wajah Bandoeng Tempo Doeloe" Kunto menyebutkan julukan tersebut sengaja dipopulerkan Roth untuk mempromosikan barang dagangannya di daerah Jaarbeurs (kini bernama Jalan Aceh).
Julukan tersebut kian populer setelah Karel Albert Rudolf Bosscha, yang merupakan konglomerat perkebunan di Hindia Belanda kala itu sering mengutip istilah Paris van Java dalam beberapa pidatonya yang disampaikan di depan masyarakat Bandung. Adanya perkembangan pesat dari dunia mode yang berpusat di Paris rupanya berpengaruh besar terhadap penduduk menengah keatas di Bandung.
BACA JUGA:Hore, Bumbu Petis Honje Hits Tersedia di Alfamart Pangandaran
Berbondong-bondong orang mulai mengadopsi trend yang berkaitan dengan Paris dengan salah satunya adalah seni arsitektur art deco yang diterapkan pada hampir seluruh bangunan di Bandung.
Contoh lain bangunan yang paling terkenal hingga saat ini adalah Gedung Hotel Preanger dan Savoy Homann. Tidak hanya mempengaruhi seni arsitektur, Paris juga mempengaruhi selera fashion orang-orang yang Bandung yang begitu terobsesi dengan Paris. Sehingga pada tahun 1900-an dibangunlah sebuah toko bernama Aug.
Hegel Teens Kleding Magazijn yang kini posisinya terletak di Jalan Braga. Tempat ini didedikasikan untuk orang - orang Bandung yang ingin tampil up-to date kala itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: