Pesan Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf: Guru Harus Menjadi Agen Transfer of Value

Pesan Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf: Guru Harus Menjadi Agen Transfer of Value

Wali Kota Tasikmalaya, H Muhammad Yusuf saat menghadiri Konfrensi Kerja ke-2 PGRI Kota Tasikmalaya, Kamis 10 November 2022. Foto: rezza rizaldi/radartasik.com--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Guru harus menjadi agen transfer of value. Demikian pesan dari Wali Kota Tasikmalaya H Muhammad Yusuf.

Pesan Muhammad Yusuf agar guru harus menjadi agen transfer of value dikatakannya dalam Konferensi Kerja II Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Tasikmalaya masa kerja 2020-2025 di Rumah Makan Sambel Hejo, Kota Tasikmalaya, Kamis 10 November 2202.

Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya menyambut baik pelaksanaan konferensi kerja tersebut. Hal itu dikatakan Wali Kota Tasikmalaya, H Muhammad Yusuf. 

"Mudah-mudahan melalui konferensi ini nantinya dapat menghasilkan sinergitas dan keselarasan program kerja PGRI Kota Tasik dengan arah kebijakan pembangunan pendidikan pemerintah daerah sebagai acuan dan evaluasi organisasi," pesan Muhammad Yusuf.


Wali Kota Tasikmalaya, H Muhammad Yusuf saat menghadiri Konfrensi Kerja ke-2 PGRI Kota Tasikmalaya, Kamis 10 November 2022. Foto: rezza rizaldi / radartasik.com--

Muhammad Yusuf menerangkan, sejatinya konferensi kerja PGRI ini merupakan kesempatan yang baik bagi seluruh pengurus dan anggota PGRI Kota Tasikmalaya untuk melakukan evaluasi kegiatan organisasi yang sudah dilakukan selama ini.

"Suksesnya pembangunan pendidikan di Kota Tasikmalaya tidak terlepas dari kerja keras PGRI yang berjuang dengan gigih bahu membahu demi kejayaan dan kemajuan negeri junjungan yang kita cintai," terang Muhammad Yusuf di Rumah Makan Sambel Hejo.

Dalam memasuki era revolusi industri 4.0, khususnya dunia pendidikan, pihak sekolah, guru dan siswa hidup dalam dunia digital yang serba maju. 

Dalam kaitan ini, tambah Muhammad Yusuf, keberadaan dan peran guru menjadi amat penting, terlebih dalam upaya mewujudkan para siswa yang melek pada literasi digital.

Bagi sekolah dan guru, jangan salah memanfaatkan teknologi yang tersedia, namun yang tidak kalah penting adalah value atau nilai soft skills, empati, kolaborasi yang mendasari anak didik kita sebagai bekal kehidupan mereka ke depannya.

"Seorang guru dituntut untuk dapat membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia, bermoral, beretika serta berbudaya," tambahnya.

Menyiasati hal itu, guru di era digital tidak saja sebagai sumber pengetahuan belaka, tidak boleh hanya berhenti sebagai agen dari transfer of knowledge, namun juga sebagai agen transfer of value, di mana nilai-nilai karakter serta moral dapat ditularkan dan diinternalisasikan kepada diri peserta didik. 

"Pendidikan merupakan jalan panjang sebuah bangsa dalam menghadapi tantangan membangun identitas, karakter, dan martabat negara Indonesia," jelas Muhammad Yusuf.

Oleh karena itu, Muhammad Yusuf mengajak kepada seluruh guru anggota PGRI Kota Tasikmalaya untuk mempersiapkan diri menghadapi persaingan dan tantangan di masa mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: