Gelombang Unjuk di Garut Terus Berlanjut, Kali ini Gilirian Ojek Online
UNJUK RASA. Massa dari berbagai komunitas driver online melakukam aksi unjuk rasa di Kabupaten Garut. -Renaldi Gibran/Radar Tasikmalaya-
GARUT, RADARTASIK.COM – Imbas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), aksi unjuk rasa terus dilakukan berbagai pihak.
Setelah sebelumnya dilakukan organisasi PMII dan para mahasiswa, kali ini beberapa komunitas pengendara ojek online yang melakukan unjuk rasa, Kamis 8 September 2022.
Massa pengendara ojek online berkumpul di Simpang Lima. Setiap perwakilan komunitas berorasi. Setelah itu, massa bergerak ke gedung Bupati Kabupaten Garut dan berlanjut menuju gedung DPRD.
“Ada beberapa poin yang akan kami tuntut pada aksi kali ini, poin-poin ini kami tujukan kepada pemerintah daerah dan aplikator,” kata Asep Suryana, koordinator aksi.
BACA JUGA:Jelang Persib vs Arema FC, Luis Milla Senang, Performa Anak Asuhnya Terus Membaik, Ini Komentarnya…
Tuntutan yang ditujukan kepada pemerintah karena tidak adanya perhatian khusus yang diberikan kepada para driver ojek online setelah lima tahun beroperasi.
Pada awal kemunculan ojek online di Garut pun, pernah ada surat edaran yang menjadi pegangan, sehingga timbul adanya gesekan-gesekan di lapangan.
Tuntutan selanjutnya yaitu kepada aplikator, di mana para driver ojek online meminta biaya potongan diturunkan dari 20 persen menjadi 10 persen.
Selain itu, menuntut dihilangkannya biaya-biaya lainnya karena biaya tersebut dibebankan kepada driver.
Ditambah lagi dengan kenaikan harga BBM, membuat para driver ojek online merasa keberatan.
“Naiknya BBM otomatis mengurangi penghasilan kami para driver online,” tutur Deden, salah satu driver ojek online.
Menurutnya, walaupun jumlah order mengalami peningkatan, hal itu tetap tidak berpengaruh terhadap pendapatan.
Di tengah guyuran hujan, para pengunjuk rasa yang terdiri dari para driver ojek online ini tetap melakukan orasi di depan gedung DPRD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: