Dampak Pelebaran Jalan Cigalontang: Juragan Empang Rugi Puluhan Juta

Dampak Pelebaran Jalan Cigalontang: Juragan Empang Rugi Puluhan Juta

MENUNJUKKAN. Pembudidaya ikan asal Desa Sariwangi, Endang menunjukkan kualitas air yang berlumpur di kolam ikannya.-Radika Robi Ramdani / Radar Tasikmalaya-

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Endang Parid, pembudidaya ikan di Kampung Cilenga Lebak Desa Sariwangi mengaku mengalami kerugian yang cukup banyak akibat tercemarnya air Sungai Cikunten

Kolam miliknya dipenuhi lumpur dan mengakibatkan ikan peliharaanya mati. 

“Sebanyak 10 kolam yang terdiri dari 7 kolam kecil dan 3 kolam besar yang diternaki ikan jenis nila sebanyak ratusan kilogram hanya tinggal puluhan kilogram saja, karena ikannya mati, kondisi airnya benar-benar keruh,” tutur Endang. 

BACA JUGA:Anak Usia 6 Tahun Terbakar Setelah Berusaha Menolong Ibunya saat Dibakar Hidup Hidup Ayahnya yang Mabuk

“Punya saya saja kemarin ada 1 kuintal 40 kg, sekarang hanya menyisakan 10 kg saja. Kurang lebih total kerugiannya mencapai Rp 36,5 juta,” keluhnya.

Juragan empang tersebut merasa kondisi ini sangat merugikan dan mengganggu usaha masyarakat.

Apalagi bagi pembudidya ikan yang memanfaatkan Sungai Cikunten dan padi. “Sekarang saya belum menanam ikan lagi, karena kondisi air masih sangat keruh dan berlumpur, toh kalau dipaksakan juga pasti ikannya mati,” lanjutnya.

BACA JUGA:Sadis, 3 Anak di Bawah Umur Dipukuli, Dirampas Bahkan Disetrum Setelah Ditangkap Geng Motor

Selain keruh air juga membawa tanah yang membuat kolam-kolam ikan ini menjadi dangkal. “Saya harap ada solusi untuk masalah ini, karena kami sebagai petani ikan merasa sangat merugi dengan pencemaran air ini. Semoga segera ada solusinya,” harapnya. 

Pimpinan Ponpes Al-Hamidiyah Cipancur Desa Sirnasari Kecamatan Sariwangi KH Acep menyebutkan, mengenai pencemaran air sungai akibat dari pembangunan jalan di  Cidugaleun-Parentas Kecamatan Cigalontang sebetulnya cukup membuat warga resah. 

“Air itu dalam jangka waktu yang tidak sebentar cukup memprihatinkan, terutama di lingkungan pondok pesantren. Sehingga masyarakat pada umumnya ingin sekali membubarkan proyek tersebut,” tuturnya.

“Kondisi air seperti ini sangat merugikan bagi masyarakat yang memanfaatkan langsung untuk sehari-hari atau digunakan sebagai perikanan dan pesawahan. Jelas kondisi ini sangat mengganggu sekali dan warga menginginkan air kembali normal,” ungkapnya.

KH Acep mengharapkan air Sungai Cikunten dalam waktu pekan ini kualitasnya bisa semakin baik. 

Namun, kalau masih tidak ada perubahan warga akan bertindak dengan turun ke jalan. “Bahkan kalau perlu menutup atau memberhentikan proyek tersebut,” teganya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: