Uu Minta Maaf Soal Anjuran Poligami

Uu Minta Maaf Soal Anjuran Poligami

Uu Ruzhanul Ulum --Dokumen Radar Tasikmalaya

Sehingga Uu menyarankan untuk berpoligami sebagai salah satu upaya pencegahannya. “Daripada seolah-olah dia (suami) tidak suka begitu, tapi akhirnya kena (HIV/AIDS) ke istrinya sendiri, toh agama juga memberikan lampu hijau asal siap adil kenapa tidak?  Makanya daripada ibu kena (HIV/ AIDS) sementara ketahuan suami seperti itu mendingan diberikan keleluasaan untuk poligami,” tutur Uu dalam keterangan resminya.

Sementara itu, Direktur DEEP Indonesia Neni Nur Hayati mengatakan, yang disampaikan Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum menyangkut poligami sebagai solusi pecegahan HIV/AIDS jelas kurang tepat, karena tidak menjawab akar permasalahan. 

HIV/AIDS bukan sekadar perkara masalah infeksi penyakit, melainkan yang jauh lebih kompleks dari itu ada dimensi biologis dan kesehatan, sosial budaya, hukum dan politik.

“Semestinya wakil gubernur sebagai pemerintah melakukan evaluasi bahwa ternyata potret nyata ini memperlihatkan penanganam HIV AIDS di Jawa Barat masih jauh dari target. Penerapan program HIV AIDS belum sesuai harapan,” tegasnya.

Kata Neni, harusnya pemerintah memikirkan upaya pencegahan, implementasi program untuk penyembuhan, sosialisasi yang lebih masif dilakukan sedini mungkin bukan malah melemparkan isu kontraproduktif. 

“Saya melihat bahwa wakil gubernur sedang ingin menaikkan elektabilitas menjelang Pilkada 2024, sehingga segala cara dilakukan apalagi isu ini sangat seksi dan bisa menarik perhatian publik. Tapi justru saya melihat ini malah menjadi kecerobohan komunikasi politik,” sesalnya. 

Menurutnya, masyarakat apalagi aktivis perempuan justru menjadi tidak simpati dengan pernyataan yang tidak memiliki keberpihakan, bukan mencari solusi tapi justru menambah permasalahan baru dan ini sangat berbahaya.

“Saya juga melihat wagub tidak dapat membangun komunikasi publik dengan baik, pernyataan yang kontraproduktif tersebut justru akan menjadi bumerang kedepan,” ujarnya.

Coordinator Community System Strengthening Human Rights (CSSHR) Female Plus Daniar Ridijati SH menilai pernyataan wagub tersebut menyudutkan laki-laki. 

“Pernyataan beliau seakan menyudutkan kaum lelaki terkait syahwatnya, yang menjadi sebab penularan HIV, terutama terhadap pasangannya di rumah tangga,” kata Daniar yang juga anggota DPC Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin) Bandung.

Ia mengatakan Uu tak memandang persoalan HIV/AIDS secara komprehensif. Kendati demikian, Daniar tak menampik pernyataan Uu bisa benar dalam satu sisi. Karena, dalam pencegahan HIV ada istilah abstinance dan be faithfull, yang artinya setia dan menghindari seks bebas.

Namun, Daniar mengatakan penularan HIV memiliki banyak faktor. “Padahal faktor penularan HIV juga banyak, kita juga harus tahu bahwa penularan HIV tidak hanya dari faktor seksual, ada penggunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif (napza) juga, terutama penggunaan napza suntik,” terangnya. 

Daniar mengatakan penularan HIV terhadap ibu rumah tangga (IRT) harus dilihat lebih dulu penyebabnya. 

Solusi berpoligami dinilai tak sesuai ketika faktor penularan utamanya karena sharing jarum ketika menggunakan napza suntik. 

“Kalau faktor penularan dari suaminya sebagai pengguna napza yang positif HIV, poligami tentu bukan solusi. Karena bila beristri lebih dari satu, pasti istri mudanya tertular juga, lebih aman dengan kondom,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: