Indeks Bisnis UMKM BRI Q2-2022: UMKM Tangguh, Produktivitas Bisnis Semakin Melesat

Indeks Bisnis UMKM BRI Q2-2022: UMKM Tangguh, Produktivitas Bisnis Semakin Melesat

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam Indeks Bisnis (IB) UMKM kuartal II-2022 melihat adanya peningkatan geliat bisnis UMKM.-BRI-

BACA JUGA: Pangandaran Sempat Jadi Lokasi Favorit Berburu Cicak

Hal ini membuat pelaku UMKM meningkatkan persediaan bahan baku dan barang jadi untuk mengantisipasi kenaikan volume produksi dan penjualan.

Investasi juga meningkat sejalan dengan prospek perekonomian yang diperkirakan akan semakin pulih kedepan.

Kendati begitu, kondisi kelangkaan ini sebetulnya telah membaik dibandingkan kuartal sebelumnya. Mengambil contoh, sebanyak 97,1% pelaku UMKM yang menggunakan minyak goreng sebagai bahan baku menyatakan mengalami kenaikan harga yang tinggi dan 73,7% menyatakan mengalami kelangkaan.

Pada survei kuartal II-2022 persentase responden yang menyatakan mengalami kenaikan harga yang tinggi menurun signifikan menjadi 67,5%, begitu juga yang menyatakan mengalami kelangkaan menurun drastis menjadi 38,5%.

BACA JUGA: Di China, Cicak Kering Dipakai Obat untuk Penyakit Ringan hingga Berat

Gambaran ini hampir sama pada komoditas lainnya, seperti: tepung terigu, kedelai, jagung, dan bahan bakar gas yaitu kelangkaan berkurang dan tekanan kenaikan harga menurun.

Dilihat dari aspek sektoral, sektor konstruksi memiliki indeks tertinggi dan meningkat dari kuartal sebelumnya. Hal ini terjadi lantaran masyarakat cenderung melakukan kegiatan renovasiatau pembangunan rumah untuk menyambut HBKN sekaligus mengantisipasi musim penghujan. 

Di sisi lain, hanya sektor pertanian yang diketahui mengalami penurunan indeks bisnis pada kuartal II-2022.

Sektor pertanian turun dari 104,2 (Q1-2022) menjadi 98,7 (Q2-2022), akibat menurunnya harga jual hasil pertanian seperti gabah dan hasil perkebunan seperti kelapa sawit, kopi, coklat sehingga menggerus nilai penjualan.

BACA JUGA: Cicak Kering Juga Diekspor ke Vietnam, Pengiriman Perdana Bernilai Rp 150 Juta

Kondisi ini diperburuk oleh kenaikan harga pupuk dan obat-obatan dan disertai pula dengan kelangkaan di beberapa daerah.

”Ke depan, sebagian besar pelaku UMKM memperkirakan kinerja usahanya akan semakin membaik, seperti tercermin pada level Ekspektasi IB UMKM yang tetap berada di level yang tinggi 128,3. Ekspektasi IB UMKM yang tinggi pada kuartal II-2022 ini, menggambarkan tetap terjaganya optimisme pelaku UMKM menyongsong kuartal III-2022,” ujarnya.

Optimisme ini ditopang oleh sejumlah faktor, antara lain perekonomian yang diproyeksikan akan semakin pulih, Pandemi Covid-19 yang tetap terkendali, serta mulai meredanya kelangkaan dan kenaikan harga bahan baku yang tinggi, menyusul gangguan rantai pasok yang berangsur pulih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: