Tangani Kasus Bully hingga Murid SD di Tasik Meninggal Dunia, Polisi Terus Lakukan Koordinasi

Tangani Kasus Bully hingga Murid SD di Tasik Meninggal Dunia, Polisi Terus Lakukan Koordinasi

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM — Penanganan kasus bully hingga korbannya, seorang murid SD di Kecamatan Singaparna, Kabupaten TASIKMALAYA memerlukan kehati-hatian. Terlebih terduga para pelakunya juga masih usia anak-anak. 

Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP Dian Pornomo menuturkan, setelah mendapatkan laporan dan informasi, pihaknya berkoordinasi dengan berbagai pihak.

Polres Tasikmalayan berkoordinasi dengan KPAID dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Tasikmalaya, tokoh masyarakat, tokoh agama.

BACA JUGA: Nasib 4 Anak Terduga Pelaku Bully Berujung Maut di Tasikmalaya Sekarang, Langkah KPAID dan Polisi Seperti Ini

Koordinasi tersebut menurutnya untuk berdiskusi terkait penanganan kasus perundungan atau bullying tersebut.

Dalam proses penanganannya, kepolisian berpegang pada pedoman amanat Undang-Undang.

"Kita melakukan penanganan terbaik, profesional dan tetap memperhatikan kepentingan anak, terlebih terduga pelaku juga anak anak,” ujarnya. 

BACA JUGA: Mulai Jam 08.00 Hari Ini, Rekayasa Arus Lalu Lintas Kota Tasik Berubah, Simak Peta Rutenya!

“Dalam penanganan kasus perundungan yang membuat korban meninggal dunia, akan menerapkan Undang-Undang sistem perlindungan anak. Termasuk di dalamnya ada proses diversi," jelas Dian.

Komisi Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya juga melakukan langkah-langkah agar para pelaku kasus bully terhadap murid SD di Kecamatan Singaparna tidak menjadi korban bully berikutnya. 

BACA JUGA: Asep Wawan Kurniawan: Sebagus Apapun Infrastrukturnya, Ketika Mental PKL Tidak Disentuh, Ya Kumuh Lagi

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto memastikan selain mendampingi keluarga FH (11), murid SD di Kecamatan Singaparna yang jadi korban bully, pihaknya juga mendampingi para pelaku yang masih anak-anak.

"Kami akan dampingi keluarga terduga pelaku juga karena ini penting,” ujar Ato Rinanto, Kamis 21 Juli 2022.

“Jangan sampai setelah viral, ramai, pelaku juga jadi drop karena jadi korban bully lagi" ungkap Ato Rinanto menjabarkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: