Bupati dan Wabup Kuningan Pecah Kongsi, Mobil Hingga Rumah Dinas Dikembalikan

Bupati dan Wabup Kuningan Pecah Kongsi, Mobil Hingga Rumah Dinas Dikembalikan

KUNINGAN - Ditenggarai gara-gara mutasi pegawai negeri sipil (PNS), Bupati Kuningan H Acep Purnama dan Wakil Bupati HM Ridho Suganda, pecah kongsi.

Sebagai bentuk protes, Ridho mengembalikan fasilitas dinas berupa mobil, ruang kerja, ajudan, dan rumah dinas, tadi pagi, Senin (15/03/21) sekitar pukul 08.00.

Ajudan Wabup, Iwa datang ke Bagian Umum Setda Kuningan untuk menyerahkan kunci mobil dinas yang selama ini digunakan wabup.

Wabup sendiri mendapatkan fasilitas dua mobil dinas untuk kegiatan sehari-hari menjalankan tugas pemerintahan.

Penyerahan fasilitas negara itu dilakukan Wabup Edo, panggilan akrabnya, lantaran kecewa usulannya tidak diakomodir.

Bahkan saat pelantikan 242 pejabat di lingkup Pemkab Kuningan, Jumat (12/03/21), Wabup Edo memilih untuk tidak hadir.

"Jika semua usulan sudah terakomodir ya saya pasti hadir, tapi kalau hanya usulan Bupati saja yang diakomodir, buat apa saya hadir? Nggak ada kerjaan amat, mending saya kerja aja,” kata Edo

“Mudah-mudahan bisa lebih bermanfaat buat masyarakat,” jawab Wabup Edo melalui WA saat ditanya Radar Kuningan, sebelum acara pelantikan.

Saat itu Wabup Edo membuktikan ucapannya dengan tidak menghadiri pelantikan ratusan pejabat di Pendopo.


Selain tidak hadir, Wabup Edo juga mengutarakan keluhannya kepada Sekda Dr H Dian Rachmat Yanuar MSi melalui pesan WA, yang kemudian beredar di publik.

Dalam screenshot yang beredar, tertera ucapannya yang akan menyerahkan semua fasilitas negara, seperti kendaraan, rumah dinas, dan ajudan.

"Saya akan kembalikan ke pemda. Ruangan kantor saya juga mangga kalau mau digunakan buat apa. Saya mau mengabdi di masyarakat aja. Mudah-mudahan nanti ada peluang yang baik bagi saya," tulis wabup.

Belum ada keterangan resmi dari pihak Protokoler Pemkab Kuningan. 

Saat dimintai tanggapannya, Kabag Protokol Setda Kuningan yang baru dilantik Jumat lalu, Drs Asep Budi Setiawan MSi, hingga tadi malam belum merespons.

Isu pecah kongsi kedua pimpinan daerah tersebut, langsung mendapat sorotan dari sejumlah kalangan. 

Salah satunya dari aktivis pemuda Kuningan, Dr Kana Kurniawan MHum, yang memberikan komentar khusus kepada Radar Kuningan.

Dikatakan, isu hubungan bupati dengan wabup yang sudah retak bukan kali ini saja diperlihatkan ke publik.

Sebelumnya, berdasarkan pemberitaan di berbagai media, tepatnya 23 September 2020, Wabup Ridho pernah disidang jajaran DPC PDIP yang dipimpin Acep Purnama sebagai buntut dari pertemuannya dengan Ketua DPC PKB H Ujang Kosasih MSi dan Ketua DPC Gerindra H Dede Ismail SIP MSi, di RM Saung Ema.

“Entah apa yang diperkarakan. Tapi yang terlihat oleh publik, ini awal dari ketidakharmonisan keduanya (Acep-Ridho),” ungkapnya.

Jika menjadi beban dan tidak bisa bersama, Kana pun memberikan saran agar sebaiknya Edo secara gentle bermanuver secara terbuka. 

Misalnya mempersiapkan diri menghadapi pertarungan pilbup secara terbuka.

“Ini cukup fair dan memperlihatkan jika kepemimpinan politik Edo yang siap berbeda dengan garis politik PDIP. Edo bisa berselancar merangkul banyak parpol di luar PDIP, sekaligus menjalin komunikasi dengan tokoh maupun ormas,” saran Kana.

Kembali ke soal mutasi. Kana yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda PUI ini mengatakan, ketidaksukaan Edo ditengarai juga akibat dari penempatan Kabag Hukum Setda yang kini ditempati oleh orang Kejaksaan Negeri (Kejari). 

Meski tidak melanggar aturan, namun menurutnya kebijakan tersebut menjadi hal yang tidak biasa.

Ketidakharmonisan ini pun, masih kata Kana, menyimpan dugaan seakan Edo tidak dilibatkan. 

Ia kembali bersaran, agar sebaiknya bupati maupun wakil bupati segera bertemu untuk memperlihatkan kekompakan dan produktivitas memimpin masyarakat Kuningan. (muh/radarcirebon)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: