WASPADA DBD! 19 Warga Kota Tasikmalaya Meninggal Selama 7 Bulan Ini

WASPADA DBD! 19 Warga Kota Tasikmalaya Meninggal Selama 7 Bulan Ini

KOTA TASIK, RADARTASIK – Selama periode Januari 2022 hingga 07 Juli 2022 kemarin, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya mengakibatkan 19 warga meninggal dunia. 

Angka kematian karena DBD ini menjadi yang tertinggi di Indonesia tahun ini.

Hal itu diungkapkan Abdulah Mubarok, Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya, Jumat 08 Juli 2022 siang.

"Ya kebetulan di Kota Tasikmalaya angka kematian karena DBD sudah 19 orang sampai dengan tanggal 07 Juli 2022. Jadi ini sudah menjadi angka kematian kasus DBD tertinggi di Indonesia," paparnya.

BACA JUGA:Sejak Januari, DBD di Kota Tasikmalaya Capai 1.021 Kasus, Korban Meninggal 70 Persennya Anak-Anak

Kini pihaknya tengah melalukan epidemiologi atau mempelajari dan menganalisis tentang penyebaran di Kelurahan Sukamanah, Kecamatan Cipedes sambil takziah.

Sebab, kemarin dalam sehari terjadi 2 kasus meninggal dunia karea DBD di wilayah tersebut.

"Dan hari ini kita sedang takziah sambil melakukan penyelidikan epidemologi ke lingkungan sekitar untuk melihat kondisi lingkungan sekitar," terangnya.

"Hasilnya di rumah yang anaknya meninggal ini kita menemukan positif jentik nyamuk DBD di kamar mandi. Karena memang sebenarnya penyakit DBD ini kembali pada perilaku hidup sehat di keluarganya," sambungnya.

BACA JUGA:Kasus DBD Tembus 10 Besar Nasional, Nyaris 800 Kejadian, Merenggut 14 Korban

Sebab, tambah dia, kalau tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) maka kondisinya akan seperti ini.

"Usia yang meninggal dunia kemarin ada balita usia 1,7 tahun. Dari 19 kasus itu, 16 usia anak-anak, 1 ibu hamil, 1 ibu nifas, dan 1 ibu usia 34 tahun. Jadi didominasi oleh anak usia 1-14 tahun," tambahnya.

Menurutnya resistens nyamuk DBD di Kota Tasikmalaya sudah memiliki kekebalan yang luar biasa.

"Sehingga kita sekalipun melakukan fooging, itu sudah betul-betul tidak efektif. Jadi untuk menyelesaikan permasalahan DBD ini sebenarnya kembali lagi pada perilaku hidup bersih dan sehat dengan melakukan PSN berkelanjutan dan berkualitas," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: