Washington Jatuhkan Sanksi Kepada Perusahaan China Dan UEA Yang Bantu Iran

Washington Jatuhkan Sanksi Kepada Perusahaan China Dan UEA Yang Bantu Iran

Radartasik, Perusahaan China dan Emirat bersama dengan jaringan produsen petrokimia Iran terkena hukuman sekunder AS karena membantu Teheran untuk "menghindari sanksi" dengan mendukung penjualan produk petrokimia di pasar internasional.

Sanksi tersebut diberikan terhadap dua perusahaan yang berbasis di Hong Kong, tiga di Iran dan empat di Uni Emirat Arab menurut pernyataan yang dirilis oleh Departemen Keuangan AS.

Semua kepentingan dalam properti perusahaan yang berada di bawah yurisdiksi AS telah diblokir dan pihak yang berurusan dengan mereka juga dapat dikenai sanksi atau sanksi dalam beberapa keadaan.

Hukuman juga dijatuhkan pada Jinfeng Gao warga negara China dan Mohammed Shaheed Ruknooddin Bhore warga negara India.

“Amerika Serikat sedang menempuh jalur diplomasi yang berarti ingin mencapai pengembalian timbal balik untuk mematuhi Rencana Aksi Komprehensif Bersama,” kata Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan Brian E Nelson, mengacu pada kesepakatan nuklir Iran.

"Jika tidak ada kesepakatan, kami akan terus menggunakan otoritas sanksi kami untuk membatasi ekspor minyak bumi, produk minyak bumi dan produk petrokimia dari Iran," tambahnya.

BACA JUGA:Iran Matikan Kamera Pengawas PBB di Fasilitas Nuklirnya

Kampanye sanksi “tekanan maksimum” terhadap Republik Islam diluncurkan oleh mantan Presiden AS Donald Trump, yang secara sepihak menarik diri dari kesepakatan JCPOA yang juga disebut sebagai kesepakatan nuklir Iran, pada tahun 2018. Kebijakan anti-Iran dilanjutkan Joe Biden.

Kesepakatan itu ditandatangani pada tahun 2015 antara Iran, AS, Jerman, Inggris, Prancis, China dan Rusia yang menyerukan agar semua sanksi dicabut sebagai imbalan pengurangan program nuklir Iran.

Sementara itu wakil menteri luar negeri Iran untuk diplomasi ekonomi menyatakan: “Industri petrokimia kami dan produknya telah lama dikenai sanksi, tetapi penjualan kami terus berlanjut melalui berbagai saluran dan akan terus berlanjut,” kata Mehdi Safari kepada TV pemerintah Iran dikutip dari Russian Today.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: russian today