Disparpora Bentuk Himpunan Pramuwisata

Disparpora Bentuk Himpunan Pramuwisata

RADARTASIK, TASIKMALAYA - Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Tasikmalaya akan membentuk Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) guna mewadahi para tour guide atau pemandu wisata yang ada di Tasikmalaya.

Kadisparpora Kabupaten Tasikmalaya H Nana Heryana MM mengungkapkan, pihaknya ingin menciptakan pramuwisata yang andal untuk membantu mempromosikan pariwisata di Kabupaten Tasikmalaya, khususnya kepada masyarakat luas. Sebab, pramuwisata memiliki peran untuk mendatangkan wisatawan dan menjual pariwisata dengan baik dan mengesankan kepada para wisatawan.

“Di Kabupaten Tasikmalaya itu tidak ada organisasi yang bsia memberikan standarisasi lisensi, makanya kami menggandeng HPI Jabar untuk mendapatkan sertifikat sekaligus menginduk untuk mendapatkan arahan,” ujarnya kepada Radar, Rabu (8/6/2022).

Nana menyebutkan, peserta yang direkrut menjadi anggota HPI Kabupaten Tasikmalaya diprioritaskan merupakan pemandu wisata yag ada di lokal tempat wisata. Namun, tidak menutup kemungkinan calon pramuwisata yang memiliki kemampuan bisa ikut gabung. Di antaranya seperti dari pemuda pelopor, mojang jajaka, pegiat pariwisata dan lainnya.

BACA JUGA: Kondisi Psikologis Remaja Korban Penculikan di Singaparna, Tasikmalaya, Membaik, Mudah-Mudahan Cepat Pulih

Ketika ingin menjadi anggota HPI, mereka harus ikut pelatihan untuk mendapatkan sertifikat dasar. Setelah ikut platihan, baru bisa ikut gabung di HPI untuk pemenuhan lokal. Jadi, untuk menjadi pramu wisata harus ada standarisasi dan bisa menguasai apa yang disampaikan, latar belakang, sejarah objek wisata yang dituju. 

Seperti contoh, kata dia, saat ini para pramu wisata yang ada di Objek Wisata Kampung Naga sudah ada kerja sama secara lokal dengan HPI Jabar. Maka dari itu, kenapa tidak untuk seluruh desa wisata di Kabupaten Tasikmalaya yang sudah menjadi pramuwisata bisa bergabung ke HPI.

Kabupaten Tasikmalaya, lanjut dia, memiliki berbagai macam variasi budaya, salah staunya budaya kampung naga, budaya religi, budaya tentang keragaman atau kearifan lokal yang ada di desa wisata, makam karomah, pesantren yang dapat dikaitkan dengan kearifan lokal yang ada di tiap wisata. 

BACA JUGA: Wakaf Ternak Dorong Perekonomian Pesantren

“Jadi pramuwisata memiliki peran untuk mendatangkan wisatawan dan menjual pariwisata Kabupaten Tasikmalaya dengan baik dan mengesankan. Di samping itu, harus mampu menciptakan kesan baik dan mampu menguasai diri dalam melayani wisatawan,” katanya menjelaskan. 

Sementara itu, Ketua HPI Kampung Naga Ucu mengungkapakan, HPI itu merupakan wadah untuk pandu wisata yang betul-betul legal atau resmi memiliki kompetensi dan sertifikat. Jadi mereka di didik dulu, baru bisa masuk menjadi anggota.

“Harus ikut pelatihan dulu dan syaratnya harus memiliki sertifikat dan portofolio baru bisa jadi anggota. Biasanya pelatihannya selama 5 hari. Bisa dilaksanakan oleh dinas atau pun yang lainnya,” kata dia.

Lanjut dia, untuk Tasikmalaya kebetulan ada kota dan kabupaten, kemarin berembug untuk Tasikmalaya tidak dipisah melainkan disatukan. Saat ini baru mau dibentuk, sedangkan untuk HPI di Kampung Naga sudah lama dibentuk sejak tahun 1990 an. 

“Kurang lebih terdapat 18 anggota dan HPI Kampung Naga ini tidak bisa berubah nama atau gabung ke DPC HPI Tasikmalaya. AD/ART nya tidak bisa ikut ke HPI Nasional, melainkan lebih cenderung ke kebijakan adat,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radartasik.com