Pergeseran Penggunaan Pertamax ke Pertalite, Begini Usul Ekonom dan DPR
Reporter:
ocean|
Senin 04-04-2022,05:30 WIB
radartasik.com, JAKARTA — Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyarankan agar pemerintah dan Pertamina membatasi pengguna bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis pertalite.
Menurutnya, langkah itu perlu ditempuh untuk meminimalkan potensi pergeseran (shifting) konsumsi BBM dari
pertamax yang nonsubsidi ke
pertalite.
Salah satu cara yang disarankan Pardede, yaitu melarang kendaraan pemerintah dan BUMN mengisi BBM subsidi.
Pemerintah dan
Pertamina juga dapat melakukan seleksi kendaraan pribadi yang mengisi
pertalite. Misalnya, kendaraan mewah dengan kapasitas mesin ataupun merek tertentu dilarang mengisi BBM bersubsidi.
”Pengawasan terhadap tindak kecurangan juga perlu diperketat,” ujar Josua dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (3/4/2022).
Dia menilai perbedaan harga yang cukup tinggi berpotensi memicu pergeseran pengguna
pertamax ke
pertalite sehingga harus diantisipasi.
Josua menilai keputusan tidak menaikkan harga
pertalite cukup baik untuk melindungi daya beli masyarakat.
Dengan ditetapkannya harga
pertalite, masyarakat masih memiliki opsi BBM murah di tengah tekanan ekonomi akibat Covid-19.
”
Pertamax memang layak dinaikkan harganya mengingat konsumen dari
pertamax kecenderungannya adalah masyarakat menengah atas,” terang dia.
Diketahui,
Pertamina mulai Jumat (1/4/2022) dini hari menyesuaikan harga
pertamax dari Rp 9.000 menjadi Rp 12.500 per liter, sedangkan harga
pertalite tetap Rp 7.650 per liter.
Namun, pemerintah meningkatkan statusnya dari BBM nonsubsidi menjadi BBM penugasan. Konsumsi
pertalite secara nasional mencapai 76 persen, sedangkan
pertamax sekitar 14 persen.
Antisipasi Kelangkaan
Sementara Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (
DPR) Andre Rosiade meminta
Pertamina segera mendistribusikan
pertalite. Ini lantaran antrean panjang di SPBU pascakenaikan harga
pertamax.
”Kami minta
Pertamina segera gelontorkan lagi
pertalite,” kata Andre Rosiade saat dihubungi JPNN.com, Sabtu (2/4/2022).
Dia menyebutkan saat dirinya melakukan sidak di SPBU, antrean panjang terjadi lantaran sehari sebelum kenaikan harga, masyarakat berduyun-duyun membeli
pertamax.
Setelah kenaikan harga, Andre menyebutkan masyarakat mulai beralih ke
pertalite. ”Sehingga
pertalite cepet abis di hari Jumat,” lanjutnya.
Ketua DPD Gerindra Sumatra Barat itu juga meminta pemerintah dan
Pertamina untuk segera melakukan tindakan agar tidak terjadi kelangkaan
pertalite.
”Jadi, kami harapkan komitmen pemerintah
pertalite jangan sampai langka. Pemerintah dan
Pertamina harus mengantisipasi orang yang migrasi dari
pertamax ke
pertalite,” pungkasnya.
(ant/fat/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: