Minyak Goreng Curah Masih Bermasalah, Dewan Ragukan Kinerja Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Tasikmalaya
Reporter:
Usep Saeffulloh|
Kamis 31-03-2022,12:30 WIB
Radartasik.com, KOTA TASIK — Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tasikmalaya mempertanyakan kinerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tasikmalaya terkait kelangkaan dan mahalnya minyak goreng curah di pasaran sampai Rp 25.000 per liter.
Selama ini masyarakat kecil sangat terbebani dengan mahalnya kebutuhan pokok apalagi menjelang bulan suci Ramadhan beberapa hari lagi.
Pihaknya meminta
TPID segera melakukan langkah untuk mengatasi permasalahan penting yang selama ini dirasakan langsung oleh masyarakat kecil.
"Kami meminta agar
TPID yang berada di Priangan Timur harus berupaya melakukan strategi dan berpikir bagi rakyat kecil," ujar Wakil Ketua
DPRD Kota Tasikmalaya, H
Agus Wahyudin SH, MH kepada wartawan, Kamis (31/03/2022).
"Karena, salah satu contohnya, masyarakat sekarang sudah semakin kesulitan mendapat
minyak goreng curah sesuai seharga HET Rp 14 ribu per liter," sambungnya.
Agus menerangkan, pihaknya terus menyoroti kelangkaan
minyak goreng curah yang menyebabkan masyarakat harus berjubel ikut antrean membeli dengan harga
mahal di agen sampai Rp 19.000 per liter.
Dirinya pun menilai operasi pasar yang sudah dilakukan kepada para pedagang sebelumnya tak efektif dan tak tepat sasaran.
Soalnya, selang dua pekan usai operasi pasar dilakukan justru
minyak goreng curah jadi susah didapatkan dan harganya melambung tinggi di pasaran di atas HET.
"Justru sekarang kondisinya (minyak curah) semakin
langka dan masyarakat juga sulit menemukan meski
minyak goreng kemasan di pasar modern aman, tapi harganya
mahal tidak sesuai hati rakyat," jelasnya.
Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kota Tasikmalaya menilai, jumlah distribusi dan penjualan minyak goreng curah tak seimbang sebabkan kelangkaan dan harga mahal di wilayahnya.
Efeknya, antrean pembeli terjadi meski harga jual
minyak goreng curah
mahal sampai Rp 19.000 per liter dari para agen atau sangat jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) pemerintah Rp 14.000 per liternya.
"Memang harga
minyak goreng curah di pasaran itu belum sesuai HET. Yang menjadi masalah itu adalah distribusi dan penjualan itu tak seimbang," ujar Kepala Dinas KUMKM Perindag
Kota Tasikmalaya, Firmansyah, Rabu (30/03/22).
"Distribusinya itu terbatas, sehingga seluruh permintaan tak terpenuhi. Akibatnya, ketersediaan menjadi terbatas. Alhasil, pedagang menaikkan harga. Karena mereka tidak menerima kepastian lagi kapan ada distribusi," sambungnya.
Firmansyah menerangkan, jadwal pengiriman distributor minyak curah ke para agen ke pasar Tasikmalaya pun sampai sekarang tidak jelas waktunya.
Akibat kondisi itu, operasi pasar yang dilakukan sangat tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pemerataan harga sesuai HET selama ini.
"Intinya karena ketersediaan terbatas dan pengiriman tidak jelas. Sementara permintaan tinggi. Jadilah harga naik.
Kami sudah melakukan operasi pasar. Namun tak memberi dampak signifikan," terangnya.
Melihat kondisi stok minyak curah
langka di pasaran sekarang ini, tambah Firmansyah, pihaknya sudah mengajukan permintaan stok tambahan ke Kementerian Perdagangan RI untuk mengatasi kelangkaan stok.
Namun, sampai sekarang belum ada realisasi dari pemerintah pusat untuk tambahan pengiriman stok minyak curah ke Tasikmalaya.
"Kami sudah ajukan untuk distribusi
minyak goreng curah ke Kemendag, tapi belum ada realisasi lagi. Kami juga akan membuat edaran atau instruksi kepada distributor untuk melakukan operasi pasar dengan harga sesuai yang ditetapkan," tambahnya.
Ke depannya, lanjut Firmansayah, jika ada stok kiriman operasi pasar dari Kemendag RI akan disampaikan langsung ke masyarakat bukan ke para pedagang seperti sebelumnya.
"Kami tak akan jual lagi nanti kalau operasi pasar ke pedagang eceran. (Akan) langsung ke masyarakat saja. Tempatnya masih akan kami kaji (untuk operasi pasar). Apakah langsung di masing-masing wilayah atau di pasar ke konsumen langsung," ujarnya.
Masyarakat dan pedagang eceran
minyak goreng curah dilanda pesimis, karena
minyak goreng curah, yang saat ini diatur harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter malah jadi
langka dan
mahal atau di atas Rp 14.000.
Dia sangat kebingungan dengan aturan pemerintah tentang HET
minyak goreng curah Rp 14.000 per liter tapi kenyatannya beli di pasar Rp 25.000 per liter.
Harga
minyak goreng curah saat ini hampir sama dengan minyak kemasan yang dijual di ritel atau pasar modern.
"Kayaknya ini bakal sama nasibnya sama minyak kemasan. Udah subsidi dicabut barang banyak kan. Nah, ini juga sama minyak curah kalau nanti subsidi dicabut pasti stok melimpah lagi di pasaran, lucu. Padahal subsidi kita enggak makan sama masyarakat, toh harga juga
mahal dari kemarin-kemarin tak sesuai subsidi," keluhnya, Selasa (29/3/2022).
Jajang bersama warga lainnya sudah berkeliling mencari agen
minyak goreng curah tapi sebagian besar stoknya menghilang dan selalu kosong, sehingga aturan pemerintah tentang HET
minyak goreng curah selama ini tak pernah dirasakan masyarakat.
"Ini mah antre kita buat beli minyak curah
mahal Rp 19.000 per liter, susahnya minta ampun sampai antre panjang begini,” ujarnya.
“Bagaimana kalau ada
minyak goreng curah murah sesuai HET, enggak kebayang antrenya. Jadi wajar kalau kita jualnya ke pembeli Rp 25.000 per liter, wajar, bukan salah kami, kami dagang kecil hanya untuk makan sehari-hari pak," jelasnya.
Hal itu dibenarkan Ai (52), salah seorang pelayan di agen
minyak goreng curah yang masih menjual Rp 19.000 per liternya ke pembeli yang kebanyakan pedagang eceran.
Soalnya, pihaknya membelinya selama ini masih di harga
mahal Rp 18.000 sampai Rp 18.500 dari para distributor.
"Yah pak, Rp 19.000 per liter dijualnya, kita beli masih
mahal Rp 18.000 sampai Rp 18.500 per liternya di distributor. Kami juga batasi 20 liter untuk setiap orang," singkatnya.
Warga Antre Sejak Subuh
Warga
Kota Tasikmalaya sebelumnya masih harus rela mengantre panjang di beberapa toko agen
minyak goreng untuk mendapatkan stok dipakai sendiri maupun untuk dijual lagi secara eceran di Pasar Cikurubuk, Selasa (29/03/2022).
Stok
minyak goreng curah di beberapa agen mulai
langka dan mengalami kekosongan padahal minyak curah mendapatkan subsidi pemerintah dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liternya.
Adapun agen yang masih memiliki stok diserbu warga dan pedagang eceran dengan harga masih tinggi Rp 19.000 per liternya, sehingga, para pedagang eceran mengaku menjual
minyak goreng curah ke pelanggan masih Rp 21.000 sampai Rp 25.000 per liternya.
Terlihat warga mondar-mandir di dekat beberapa agen
minyak goreng curah sembari membawa beberapa jeriken hanya untuk membeli
minyak goreng dengan harga
mahal.
"Saya di sini antre sejak subuh sekitar pukul 04.30 WIB tadi supaya bisa dapat
minyak goreng curah untuk dijual lagi. Tapi, ternyata saat ke sini sudah banyak yang antre dan harganya masih Rp 19.000 per liternya," ujar Somantri (42), warga Kecamatan Tawang saat antre
minyak goreng curah di salah satu agen minyak Pasar Cikurubuk.
Dia mengakui, dirinya bersama teman pedagang lain sebelumnya berkeliling ke agen-agen lain dan diketahui sudah habis sejak dini hari dan stoknya kosong.
Dirinya bersama pedagang lainnya sudah biasa membawa beberapa jeriken untuk mendapatkan
minyak goreng curah yang hendak dijual kembali eceran.
Namun, ada beberapa pedagang lainnya yang pulang kembali karena sudah tak kebagian stok
minyak goreng di agen tersebut. Pasalnya, setiap pembeli yang antre dibatasi jatah mendapatkan
minyak goreng paling banyak 20 liter saja.
"Ini harganya masih
mahal pak, masih Rp 19.000 per liter. Antreannya begini parah, stoknya kosong karena
minyak goreng curah jadi
langka. Dan gak ada harga sesuai HET pemerintah Rp 11.500 untuk dijual paling
mahal Rp 14.000 itu tidak ada. Pemerintah pada ke mana ini, kacau," terangnya.
(rezza rizaldi / radartasik.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: