Guranteng Menuju Swasembada Susu
Reporter:
syindi|
Rabu 30-03-2022,10:40 WIB
radartasik.com, Pemerintah Desa Guranteng Kecamatan Pagerageung melalui koperasinya menargetkan tahun 2024 dapat memenuhi kebutuhan susu atau swasembada susu.
Pasalnya,
susu sapi menjadi sebuah kebutuhan penting bagi masyarakat agar tubuh tetap fit. Maka tak heran, permintaan
susu sapi semakin meningkat, sehingga mau tak mau, produksi
susu sapi pun secara otomatis juga harus diperbanyak.
“Kita menginginkan paling tidak apa yang sudah dicapai para orang tua dulu, bahwa di
Guranteng pernah produksi
susu sampai 20 ton per hari dan hari ini terjadi penurunan. Mulai krisis moneter, kemudian ada peralihan masyarakat dari pola peternakan sapi yang berubah ke sumber peternakan lain atau usaha lain,” ujar Kepala Desa
Guranteng Endang Bahrum kepada Radar, Selasa (29/3/2022).
Endang mengatakan, akhirnya beternak sapi ditinggalkan dan hanya menyisakan beberapa peternak yang masih bertahan hari ini. Maka dari pemerintah desa berupaya untuk mendorong akan tercipta kembali apa yang sudah dilakukan dulu para peternak.
“
Guranteng harus kembali lagi menciptakan swasembada
susu dan ini perlu dorongan dari semua Pihak. Adanya strategi pentahelix, pemerintah, pengusaha, semuanya harus bersama-sama memikirkan bahwa pekerjaan rumah ini bukan hanya petani peternak saja, bukan hanya pemerintah saja, melainkan PR semua,” ujar dia, menjelaskan.
Pemerintah desa, kata dia, hadir bagaimana mendorong itu semua. Menetapkan mimpi itu harus berulang kembali dua tahun mendatang, karena bagaimanapun sejarah sudah membuktikan bahwa hari ini yang bertahan mereka peternak, mereka yang rata-rata hidupnya layak.
“Artinya sudah teruji dari sekian tahun lalu usaha sapi perah, kemudian saat pendemi ini ya beberapa kali diangkat bahwa banyak usaha-usaha lain gulung tikar, namun justru ada berkah tersendiri bagi peternak sapi perah, bahkan pernah naik sampai 10% di saat puncak puncaknya pandemi,” kata dia.
Tentu saja, ucap Endang, harus ada inovasi dari para peternak dan pihaknya mendorong inovasi untuk tercipta salah satunya sedang menyiapkan lahan penghijauan.
Sebab, dari beberapa permasalahan yang digali, di antaranya permasalahan pakan yang menjadi krusial, menjadi sangat penting, karena berbicara kehidupan pasti tidak lepas dari sumber masukannya suplemen pakan.
Makanya, terang Endang, pihaknya sudah siapkan sekitar 10 hektare lahan hijau untuk mendorong terciptanya swasembada
susu.
Sebab, ujung-ujungnya setelah terciptanya lahan hijau ini, maka akan melahirkan peternak dengan mudah, murah, sehingga nanti pada akhirnya swasembada
susu akan terwujud kembali.
Endang menjelaskan, jumlah sapi yang ada di Desa
Guranteng mencapai 1.500 ekor. Itu pun ada yang ke koperasi, ada beberapa yang ke pengepul. Jadi artinya, bagaimana pun koperasi harus besar.
“Kita coba memberikan dengan bangun tempat koperasinya, mudah-mudahan bisa memberikan nilai kemanfaatan lebih. Terlebih untuk masyarakat petani dan untuk masyarakat desa
guranteng,” ucapnya.
Endang menyebutkan, untuk mencapai swasbada
susu itu, rata-rata per satu ekor sapi menghasilkan 15 liter
susu. Jika misalkan 1.000 ekor itu menghasilkan 15.000 liter, maka cukup 2.000 ekor sapi yang produksi.
Hal itu, dikarenakan jumlah yang 1.500 ekor itu tidak semua produksi, ada yang masih usia anakan. Jika yang produksi hanya yang indukan pun itu tidak semuanya, karena ada yang kering.
“Dan yang kering butuh waktu antara 4-5 bulan. Jadi produksi
susu itu hanya di usia 1-6 bulan, di bulan ke-7, 8, 9 dia harus mempersiapkan kelahiran anaknya dan biasanya kering. itu tidak produksi, makanya minimal kalau ingin swasembada
susu harus ada lebih dari 2.000 ekor sapi yang produksi,” kata dia.
“Dari jumlah 1.500 ekor sapi itu, paling yang produksi hanya 1.000 ekor saja. Itu pun tidak semua yang produksi, karena sebagian ada yang kering. Sehingga kalau jumlahnya 3.000 ekor populasi sapi, itu yakin terpenuhi,” kata dia.
(obi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: