Dewan Bisa Upayakan Dana Rp 1 Miliar, Pemkab Tasik Diminta Usulkan Alat Pendeteksi Tsunami untuk Pantai Tasela

Dewan Bisa Upayakan Dana Rp 1 Miliar, Pemkab Tasik Diminta Usulkan Alat Pendeteksi Tsunami untuk Pantai Tasela

Radartasik.com, TASIK — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Pilihan (Dapil) Tasik Selatan H Ucu Mulyadi meminta Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya menganggarkan dana untuk pengadaan alat deteksi tsunami yang tersambung dengan suara serine. 


"Saya kira itu bisa, kalau hanya satu miliar untuk pengadaan alat itu," kata H Ucu Mulyadi kepada radartasik.com, Selasa (29/3/2022).

Anggaran pengadaan alat pendeteksi tsunami berbasis sirine itu, kata Ucu Mulyadi, harus betul-betul diupayakan oleh pemerintah. 

Kalaupun anggaran untuk pengadaan alat itu diajukan ke DPRD, Ucu Mulyadi, yang juga Ketua Fraksi PAN, akan terus mengawalnya. 

"Itu harus diperjuangkan, karena menyangkut keselamatan masyarkat banyak khususnya di Pesisir Pantai Tasik Selatan," ungkap dia.

Meskipun saat ini sudah dipasang alat pendeteksi gempa Ina TEWS, kata Ucu Mulyadi, juga diperlukan adanya alat pendeteksi gelombang yang bisa mendeteksi gelombang tsunami

"Kalau Ina TEWS sudah ada, tetapi tidak bisa diakses oleh masyarkat, itu hanya menunggu ada informasi dari  BMKG atau BPBD. Kalau alat deteksi dini yang tersambung dengan serine ini bisa langsung diketahui oleh masyarkat," kata tokoh Tasela ini.

Menurut dia, kejadian bencana alam itu tidak bisa diketahui kapan pun bisa terjadi, yang ditakutkannya terjadi pada malam hari saat masyarkat sedang tertidur lelap. 

"Kalau hanya Ina TEWS saja tidak cukup, tentunya bila dengan suara serine masyarkat akan langsung mendengarnya, ketika ada peringatan dini tsunami itu," kata Ucu Mulyadi.

Untuk mengetahui keseriusan pemerintah, pihaknya juga akan mengajukan pemanggilan terhadap pihak pemerintah berkaitan alat tersebut. Walaupun itu ranahnya ada di Komisi IV. 

"Itu akan coba saya komunikasikan dengan pimpinan DPRD," kata tokoh murah senyum ini. 


BPBD Butuh Pendeteksi Tsunami Berbasis Sirine


Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten (BPBD) Tasikmalaya, Yafit Khairul Adnan, ST, MT menyatakan yang dipasang di Pantai Tasik Selatan (Tasela) adalah InaTEWS.

Alat InaTEWS berbasis aplikasi untuk menginformasikan gempa dan potensi bencana lanjutan, seperti tsunami. InaTEWS berbeda dengan alat pendeteksi tsunami yang berbasis sirine yang sampai saat ini belum terpasang di Pantai Tasela.
 
"Fungsinya (InaTEWS) sama hanya berbasis alat yang tersambung aplikasi, yang menginformasikan aktivitas gempa, dan potensi selanjutnya, itu sudah ada" katanya kepada radartasik.com, Senin (28/3/2022).

Selain itu, untuk Ina TEWS sendiri pendeteksiannya, kata Yafit Khairul Adnan, secara menyeluruh. 

Di samping pendeteksiaannya lewat aplikasi dan menginformasikan berbagai kemungkinan-kemungkinan terjadi, bahkan antisipasinya seperti apa. "Bahkan kegempaan di seluruh dunia itu bisa terdeteksi untuk alat InaTEWS sendiri," katanya.

Sedangkan untuk, alat deteksi dini tsunami yang terhubung langsung dengan suara serine itu belum dimiliki Kabupaten Tasikmalaya sampai saat ini.

Alat pendeteksi berbasis tsunami berbasis sirine di wilayah Pantai Selatan Jawa baru ada itu di daerah Cilacap. 

"Itu biasanya alatnya disimpan di tengah laut, serine di pesisir pantai dekat dengan pemukiman. Dan biasanya bila ada perubahan air tinggi atau surut akan keluar suara serine ," kata menjelaskan.

Alat deteksi ini, sampai saat ini belum di miliki oleh Kabupaten Tasikmalaya, karena biaya malah. Karena untuk satu set alat deteksi dini tsunami yang tersambung ke serine itu memerlukan dana lebih dari Rp 1 miliar. 

"Makanya kita belum memiliki itu karena harganya mahal, tetapi saat ini kita terus berupaya agar adanya alat itu, kita terus dorong ke pemerintah daerah dan Provinsi Jawa Barat," ungkap Yafit.

Yang saat ini menjadi permasalahan, walaupun Kabupaten Tasikmalaya sudah memiliki InaTEWS, tetapi bila terjadi gempa malam hari dan disusul oleh tsunami, karena saat tidur terkadang masyarkat tidak mengakses informasi. 

"Tentunya akan lebih efektif bila ada suara serine, khususnya untuk masyarkat di pesisir pantai," kata dia menjelaskan. 

Dengan itu, kata Yafit Khairul Adnan, saat ini sangat dibutuhkan alat pendeteksi tsunami berbasis sirine itu. 

"Setidaknya dengan adanya sura serine itu malam hari masyarkat akan terbangun dengan suara," kata Yafit Khairul Adnan. 


Baru Dipasang InaTEWS di Pantai Tasela

Soal soal alat pendeteksi dini tsunami atau early warning system atau liming system, Sekda Dr H Mohamad Zen mengatakan sudah dipasang di Pantai Tasik Selatan (Tasela).

"Alat itu sudah kita miliki bahkan aktivitasnya bisa di kantor BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tasikmalaya)," kata Mohamad Zen, Senin (28/3/2022).

Dengan demikian, kata Mohamad Zen, informasi-informasi berkaitan dengan kegempaan di Tasik Selatan, bahkan tsunami bisa langsung dipantau. 

"Itu biasanya langsung menginformasikan kepada masyarkat," kata dia Mohamad Zen menjelaskan.

Sementara, dalam wawancara sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten (BPBD) Tasikmalaya, Yafit Khairul Adnan, ST, MT, mengatakan, pantai selatan Tasikmalaya selama ini belum memiliki alat liming system atau alat pendeteksian dini yang tersambung dengan suara serine di tiga kecamatan tersebut. 

"Untuk itu sejak dulu sudah kami mengajukan, baik di tingkat daerah, provinsi. APBD kita belum mampu mengadakan alat itu karena biaya cukup fantastis,  tetapi kami setiap tahun terus mengajukan," kata Yafit Khairul Adnan, ST, MT, Kamis (24/3/2022).

Meskipun alat tersebut belum ada, tetapi pemerintah tetap berusaha berbagai deteksi, salah satunya dengan deteksi menggunakan kearifan lokal, seperti kentungan dan lainnya. 

"Makanya imbauan kami khusus wilayah pesisir pantai masyarkat mengaktifkan kembali pos kamling setiap malam sebagai bentuk kewaspadaan," ujar Yafit Khairul Adnan.

Saat ini, kata dia, yang terpasang di Pantai Tasela yaitu alat deteksi gempa InaTEWS. Itu merupakan bantuan alat deteksi dini dari BMKG. Mesin InaTEWS ini berbasis aplikasi, bukan sirine. 

"Alat itu akan mengeluarkan notifikasi ketika terjadi gempa, apakah terjadi tsunami atau tidak setelah gempa," kata Yafit Khairul Adnan.

Nantinya infomasi itu akan disampaikan langsung kepada masyarakat, bila notifikasi itu mendeteksi akan terjadinya gempa susulan atau tsunami

"Itu akan kita sampaikan langsung kepada pihak-pihak seperti kepolisian, koramil, kecamatan, desa, hingga relawan," katanya. 


Melakukan Langkah-Langkah Antisipasi


Soal upaya pencegahan bencana dari ancaman tsunami, Sekda Kabupaten Tasikmalaya Mohamad Zen juga mengatakan, pemerintah daerah juga terus melakukan berbagai antisipasi, mulai dari pembentukan relawan siaga bencana dan lainnya, termasuk simulasi. 

"Itu terus kita lakukan sebagai antisipasi, bahkan terakhir kita laksanakan bersama Tagana," kata Mohamad Zen.

Mohamad Zen mengimbau, masyarkat Tasik Selatan saat ini harus lebih siaga. Itu berkaitan adanya rilis dari BMKG bahwa pantai selatan berpotensi tsunami. "Itu terus kita koordinasikan dengan pemerintah kecamatan, desa hingga RT/RW agar masyarkat sepanjang pesisir pantai bersiaga," kata Mohamad Zen mengingatkan.


Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten (BPBD) Tasikmalaya, Yafit Khairul Adnan, ST, MT mengatakan, menyikapi potensi megathrust di Pantai Tasela, sudah sejak lama dilakukan oleh pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial dan lainnya. Khususnya di tiga kecamatan seperti Cipatujah, Karangnunggal dan Cikalong dengan 11 desa yang ada di pesisir pantai. 

"Ada beberapa kegiatan yang telah kita laksanakan untuk menyikapi potensi megathrust itu, mulai dari edukasi dan sosialisasi, termasuk membentuk desa tangguh bencana, satuan pendidikan aman bencana dan lainnya," jelas Yafit Khairul Adnan.

Termasuk untuk antisipasi itu, pemerintah juga bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya seperti Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Tasikmalaya. 

Di samping itu BPBD juga telah menyusun rencana kontigensi tsunami yang melibatkan seluruh pihak di pemerintah daerah pada tahun 2018 lalau. 

"Kita juga sudah melaksanakan uji lapangan, bahkan kami juga melaksanakan simulasi ketika terjadi bencana tsunami, bahkan itu juga dilakukan oleh BNPB, dan Dinas Sosial," kata Yafit.

Di samping itu, juga, pihaknya sudah melaksanakan Ekspedisi Desa Tangguh Bencana Tsunami

Adapun untuk antisipasi bencana tersebut BPBD Kabupaten Tasikmalaya bekerja sama dengan BNPB telah melakukan modeling evakuasi bencana tsunami di Pantai Tasik Selatan itu. 

Termasuk dilakukan modeling, mulai dari jalur evakuasi yang diperbaharui, sampai penentuan titik evakuasi sementara di atas ketinggian 30 MDPL dan tempat evakuasi akhir yang di setiap kecamatan ada satu. 

"Itu sudah kita laksanakan pada bulan November lalu, dan alhamdulillah setiap kecamatan sudan ada titiknya," kata dia.

Adapun untuk, jalur evakuasi sendiri setiap desa ada beberapa jalur evakuasi, bahkan ada sampai tiga jalur, itu disesuaikan dengan kondisi pemukiman. 

"Jalur itu dibuat strategis dan mudah dilalui oleh masyarkat dan terdekat bukit saat terjadi bencana," kata Yafit Khairul Adnan. 


Ketua DPRD Akan Kawal Pengadaan Alat Deteksi Tsunami


Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya Asep Sopari Alayubi akan mengawal penuh bila ada pengajuan anggaran untuk pengadaan alat early warning system atau pendeteksi dini tsunami untuk Pantai Tasik Selatan (Tasela). 

"Saya siap mengawal kalau memang dianggarkan," katanya kepada radartasik.com, Senin (28/3/2022).

Ketua

Sumber: