Terkena Polio, Balita di Malawai Afrika Menderita Kelumpuhan
Radartasik.com, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah terdeteksi adanya kasus polio di Afrika untuk pertama kalinya setelah lima tahun. Akibatnya, seorang balita mengalami kelumpuhan akibat serangan virus tersebut.
Otoritas kesehatan Malawi telah mengumumkan wabah polio setelah kasus gadis berusia tiga tahun telah lumpuh oleh virus yang menyebar cepat, kasus itu dilaporkan terjadi di ibu kota Lilongwe.
Analisis laboratorium menunjukkan strain polio tipe 1 yang yeng menyerang balita tersebut. Pada 2020, tipe 1 hanya beredar di Pakistan dan Afghanistan, sedangkan tipe 2 dan 3 telah hilang selama lebih dari satu dekade.
Tapi strain polio tipe 1 selama ini tidak pernah merambah ke negara lain sejak tahun 2013 ketika wabah terjadi di Suriah dan tidak pernah melompat antar benua.
Gadis itu mulai mengalami gejala pada bulan November, menurut Science, tetapi jenis infeksi yang dia alami telah beredar di Pakistan pada Oktober tahun 2019.
Ini menunjukkan telah ada penyebaran virus yang tidak terdeteksi sejak saat itu.
Hingga 90 persen dari mereka yang terinfeksi polio tidak mengalami gejala atau gejala ringan dan penyakit ini biasanya tidak dikenali sehingga mengakibatkan satu dari 200 anak menjadi lumpuh.
WHO mengatakan sedang mengambil "langkah-langkah mendesak" untuk mencegah penyebaran polio ke anak-anak lain, termasuk melakukan upaya vaksinasi.
Tetapi sebagai kasus impor dari Pakistan, deteksi ini tidak memengaruhi status sertifikasi bebas virus polio liar di kawasan Afrika.
Afrika dinyatakan bebas dari polio liar asli pada Agustus 2020, momen penting dalam kampanye selama beberapa dekade untuk memberantas penyakit terkenal itu di seluruh dunia.
Tidak ada kasus polio yang terjadi di benua itu selama empat tahun terakhir, yang menjadi ambang batas untuk pemberantasan penyakit tersebut.
Dr Modjirom Ndoutabe, koordinator polio wilayah Afrika WHO, mengatakan kasus polio terakhir terjadi di Nigeria pada 2016 dan hanya ada lima kasus polio secara global pada tahun 2021.
Direktur regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti, mengatakan berkat pengawasan yang tinggi, badan tersebut dapat dengan cepat meluncurkan respons dan melindungi anak-anak dari dampak melemahkan dari penyakit ini.
Polio menyerang sistem saraf, menyerang tulang belakang dan menyebabkan kelumpuhan permanen pada anak-anak, biasanya di kaki dan ini dapat terjadi dalam beberapa jam setelah terinfeksi.
Virus Ini menyebar melalui kotoran orang yang terinfeksi dan menular ketika seseorang bersentuhan dengan makanan atau air yang terkontaminasi.
Meskipun tidak ada obat untuk polio, vaksin yang ditemukan pada 1950-an sebagian besar telah menghilangkan virus dari dunia.
Tetapi vaksin ini tetap di luar jangkauan banyak negara miskin di Asia dan Afrika sampai dukungan besar dalam beberapa dekade terakhir.
Di Inggris, 93 persen anak usia satu tahun pernah mendapat suntikan polio sedangkan di Republik Afrika Tengah hanya mencapai 46 persen.
Beberapa bagian Afrika memiliki tingkat vaksin yang sangat tinggi, seperti di Botswana (96 persen) dan Maroko (99 persen).
Dikutip dari The Sun, belum ada kasus polio yang terdeteksi di Inggris sejak pertengahan 80-an, NHS mengatakan "masih ada risiko yang sangat kecil itu bisa dibawa kembali ke Inggris". (sal)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: