Wakil Bupati Tasik Ingatkan agar Penyaluran BPNT Tak Dimanfaatkan untuk Kepentingan Pihak Tertentu

Wakil Bupati Tasik Ingatkan agar Penyaluran BPNT Tak Dimanfaatkan untuk Kepentingan Pihak Tertentu

Radartasik.com, KAB. TASIKMALAYA - Wakil Bupati (Wabup) Tasikmalaya, Cecep Nurul Yakin mengingatkan berbagai pihak agar tidak memanfaatkan penyaluran Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk meraup keuntungan sepihak dan melupakan tujuan utama yang ingin dicapai pemerintah dengan penyaluran bansos tersebut. 

Justru, Cecep mengajak semua pihak untuk turut membantu kesuksesan program BPNT sebagai bagian dari ikhtiar pemerintah membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat kurang beruntung, melalui ke terpenuhan bahan sembako yang baik dan berkualitas atau layak. 

"(Tolong ) jangan ada pihak yang memanfaatkan program BPNT ini untuk meraup keuntungan sepihak, tanpa memperhatikan goals atau tujuan inti yang ingin dicapai pemerintah. Mari semuanya tunduk kepada aturan seusai Petunjuk Teknis (Juknis) dan ketentuan lainnya. Sukseskan BPNT ini sebagai jembatan membantu sesama," pinta Cecep Nurul Yakin.

Sementara itu terkait kegaduhan atau kekisruhan dalam proses penyaluran Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) 2022 di beberapa desa di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Cecep mengaku telah meminta sekretaris daerah selaku Ketua Tim Koordinasi Program Sembako atau BPNT untuk segera mengumpulkan seluruh Tikor BPNT kecamatan dan melakukan evaluasi seluruh pelaksanaan penyaluran BPNT di kantor-kantor desa atau tempat yang diusulkan. 

"Kami telah meminta Sekda segera melakukan langkah cepat untuk membereskan persoalan penyaluran BPNT yang saat ini melalui PT POS Indonesia. Jangan sampai ada KPM (Keluarga Penerima Manfaat,red) yang dirugikan atau ada pihak yang merasa dirugikan sehingga menimbulkan gejolak di masyarakat," ujar politisi PPP tersebut.

Selain itu, Cecep juga mengingatkan agar dalam pemenuhan bahan pangan atau sembako terhadap KPM sesuai ketentuan. “Sebaiknya pihak desa berkoordinasi dengan Tikor untuk meminimalisir permasalahan yang terjadi baik di KPM maupun e-warong atau supplier,” tuturnya.

Sementara itu,  Pelaku Pemberdayaan Masyarakat dan Petani Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, R. Sena Gustiana mengakui jika BPNT yang disalurkan di masing-masing kantor desa ada indikasi telah dimanfaatkan oleh beberapa oknum kepala desa untuk menekan KPM. Caranya meminta mereka menerima bahan pangan dari salah satu pemasok atau supplier, yang ada dikawal oknum aparat. 
Padahal kata Sena, sebelumnya dalam program sembako secara tunai ini, KPM diberi kebebasan untuk menentukan elektronik warga gotong royong (e-warong) yang telah ditunjuk oleh himpunan bank negara (Himbara), seperti BRI dan BNI, untuk membeli kebutuhan bahan pangan sesuai jumlah nominal BPNT yang diterima KPM. 

"Inilah fakta yang terjadi hari ini. Di sejumlah desa di beberapa kecamatan yang telah menyalurkan BPNT, lagi-lagi jadi ruang bisnis pihak tertentu namun lupa ruh atau tujuan mendasar dari program BPNT ini. Alhasil, yang terjadi adalah kekisruhan," tandasnya.

Sena lantas mencontohkan kekisruhan menjelang penyaluran BPNT di beberapa desa di Kecamatan Sukaraja. Dimana ada oknum kades baik secara langsung atau melalui ketua RT, memerintahkan KPM agar tidak menerima bahan pangan apapun seperti beras dari pemasok yang selama ini sudah biasa melayani mereka.  

"Artinya di sini, pihak desa berupaya menggiring KPM untuk mau tidak mau mengambil bahan pangan dari pihak tertentu seusai keinginan pihak desa," ungkapnya.
 
Akhirnya beberapa e-warong yang keberatan dengan permintaan oknum tersebut mengundurkan diri untuk tidak lagi melayani KPM. Pasalnya ada kewajiban yang harus mereka bayar ke pihak desa dengan nilai yang tidak logis. 

“Bahkan ada informasi melalui whatsApp, adanya KPM di salah satu desa di Kecamatan Salopa yang mengambil bahan pangan dari salah satu warung yang diduga milik pegawai desa dan tidak boleh dari warung lain. Selain itu saya juga menerima informasi ada KPM di Kecamatan Salawu, yang tidak mengambil salah satu item bahan pangan yang mengandung protein nabati, dalam hal ini daging ayam, karena dalam kondisi sudah tidak segar bahkan nyaris busuk," bebernya. (ujang nandar/radartasik.com).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: