Ada Kabar Buruk dari WHO, Virus Tidak Akan Menghilang
Reporter:
Usep Saeffulloh|
Sabtu 19-02-2022,21:00 WIB
Radartasik.com, Virus corona (Covid-19) akan terus berevolusi. Bahkan dalam waktu yang sangat lama. Demikian pernyataan organisasi kesehatan dunia (WHO) baru-baru ini.
Direktur Program Kesehatan Darurat
WHO,
Michael Ryan menjelaskan, hal itu dapat terjadi mengingat karakter virus yang sangat beradaptasi untuk bertahan hidup.
Para ahli memperingatkan virus itu akan terus bermutasi selama masih bisa menyebar. Bahkan menurut
WHO, memberantas
Covid-19 hingga lenyap dari muka bumi pada titik ini sudah jadi sesuatu hal yang tidak mungkin lagi.
Salah satu contohnya, bisa terlihat pada sub varian dari
Omicron yang sudah ada di beberapa negara. Sub varian ini diyakini
WHO bukan jadi
mutasi yang terakhir.
“Akan selalu ada banyak varian, mikroba mungkin ada lebih lama dari kita sebagai spesies. Mikroba sangat beradaptasi untuk bertahan hidup dan mereka akan terus melakukan itu,” jelas Ryan, dikutip dari Newsweek, Jumat (19/2/2022).
Ryan menjelaskan, virus tidak akan menghilang. Maka dari itu saat ini memberhentikan virus bukanlah jadi tujuan utama, melainkan bagaimana mengakhiri situasi darurat kesehatan masyarakat yang mana bisa dicapai lewat
vaksinasi lengkap.
"Itu mengapa
WHO mengimbau masyarakat global untuk terus melakukan
vaksinasi. Agar setiap bagian dari komunitas dapat terlindungi," tuturnya.
Ryan menilai, ketika hal tersebut bisa terjadi, infeksi
Covid-19 bisa jadi hal normal di dunia. Seperti contohnya, negara-negara yang beradaptasi untuk hidup berdampingan dengan penyakit pneumonia atau penyakit lain yang faktanya bisa merenggut jiwa manusia pada beberapa dekade lalu.
“Saya berharap, dunia bisa sampai di titik di mana infeksi C-19 hanyalah seperti 'serangga' yang mana situasinya bisa dikelola dan ditangani melalui terapi dan vaksin,” ujarnya.
Jumlah Kasus Melesat Naik
Sekretaris Jenderal Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Siti Nadia Tarmizi baru-baru ini membahas tentang kasus
Covid-19 yang kembali melesat naik.
Seperti diketahui, dalam dua hari terakhir kasus
Covid-19 di Indonesia memang terlihat naik jika dilihat dari data.
Lebih mengerikannya lagi, tambahan kasus kemarin jumlahnya ternyata lebih tinggi dari hari sebelumnya yakni sejumlah 57.049 kasus.
Maka dari itu, Masyarakat
Siti Nadia Tarmizi melihat adanya suatu "kejanggalan" yang terjadi dalam kenaikan kasus tersebut.
"Ada suatu pola yang agak meragukan ya," ujar Masyarakat
Siti Nadia Tarmizi, Rabu (16/2/2022).
Siti Nadia Tarmizi meyakini bahwa data pasien
Covid-19 yang terlambat dimasukan menjadi penyebab dari angka kasus yang meningkat secara masif.
Akibatnya, kasus
Covid-19 naik drastis meskipun sempat mengalami penurunan.
"Ada data baru yang dimasukkan Selasa kemarin, karena ada akumulasi data Sabtu, Minggu yang belum di upload karena satu dan lain hal," tutur
Siti Nadia Tarmizi.
Bukan hanya itu saja, menurutnya data yang terlembat dimasukkan mengakibatkan layanan telemedisin juga terganggu.
Imbas dari dampak itu adalah ada pasien yang memiliki gejala ringan tetapi tidak memperoleh paket obat gratis.
"Ini memang ada keterlambatan data dari entry di hari Sabtu dan Minggu," sambung
Siti Nadia Tarmizi.
(fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: