Dishub Belum Punya Rencana Pasti, Klaim Mesin Parkir Tingkatkan PAD
Reporter:
andriansyah|
Rabu 16-02-2022,10:45 WIB
radartasik.com, RADAR TASIK — UPTD Pengelola Parkir Dinas Perhubungan membantah keberadaan Terminal Parkir Elektronik (TPE) tidak memberikan manfaat. Mesin tersebut diklaim telah meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Kepala UPTD Pengelola Parkir Dinas Perhubungan
Kota Tasikmalaya Hamzah Diningrat mengatakan, mesin TPE sudah meningkatkan pendapatan dari retribusi. Namun dia tidak bisa menjelaskan berapa persentase peningkatannya. “Tapi yang jelas ada peningkatan saat mesin itu difungsikan,” ungkapnya, Selasa (15/2/2022).
Saat mesin itu tidak berfungsi, retribusi juga mengalami penurunan. Meskipun hal itu seiring dengan datangnya pandemi di mana aktivitas masyarakat dibatasi. “Jadi terasa juga penurunan setelah mesin itu tidak difungsikan,” katanya.
Disinggung kapan mesin itu akan difungsikan lagi, Hamzah belum bisa memastikan. Hal ini berkaitan dengan rencana pembangunan di
Jalan HZ Mustofa yang akan jadi kawasan pedestrian. “Nanti kita pindahkan dulu ke titik lain, kemungkinan di Jalan Yudhanegara,” terangnya.
Selain itu, pihaknya pun perlu mencari baterai dengan harga yang lebih terjangkau. Karena anggaran yang dikeluarkan untuk membeli baterai yang baru perlu diperhitungkan. “Karena ini bukan rusak, tapi sumber tenaganya harus diganti,” tuturnya.
Di samping itu, pihaknya juga sedang fokus mempersiapkan sarana smart parkir. Di mana sebagian juru parkir akan dibekali alat selayaknya tapping boks. “Alatnya sudah siap, tapi kita masih mempersiapkan untuk servernya,” terang Hamzah.
Sebelumnya, anggota Komisi II DPRD
Kota Tasikmalaya H Murjani mengakui pemanfaatan mesin parkir harus dievaluasi. Pihaknya pun akan membahasnya dalam rapat komisi bersama rekan-rekannya di DPRD. “Nanti saya akan bicara di internal komisi II,” ungkapnya kepada Radar, Kamis (3/2/2022).
Pihaknya pun akan membahasnya dalam rapat kerja dengan Dishub. Karena ada beberapa hal yang menurutnya masih menjadi persoalan khusus retribusi parkir. “Februari ini kita akan usulkan rapat kerja dengan dishub perihal mesin parkir,” ucapnya.
Persoalan tidak difungsikannya mesin parkir tersebut beberapa kali pernah disinggung dalam rapat kerja. Namun belum ada jawaban yang detil dari Dinas Perhubungan. “Tapi komisi akan mengevaluasi terkait mesin parkir itu,” ujarnya.
Aktivis pemuda Dian Pertama menilai pemanfaatan mesin parkir tidak efektif. Terbukti dengan dibiarkannya alat tersebut tidak berfungsi lebih dari dua tahun. “Kalau itu dianggap inovasi yang membawa perubahan baik, kenapa dibiarkan begitu saja,” ungkapnya, Jumat (4/2/2022).
Rencana penerapan alat
smart parking pun menurutnya konsepnya hampir sama. Bedanya hanya fisik dan cara penggunaannya saja. “Intinya kan kedua mesin itu hanya mengeluarkan karcis,” ucapnya. (rga)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: