Vitamin D Mencegah Gejala Berat pada Pasien Omicron, Meningkatkan Sel Imun Melawan Virus dan Bakteri
Reporter:
usep saeffulloh|
Senin 14-02-2022,11:00 WIB
Radartasik.com, Omicron telah memicu gelomban Covid-19. Bahkan kasusnya terus bertambah setiap hari. Rata-rata, pasien Omicron mendapatkan paket obat yang di dalamnya ada vitamin D.
Keistimewaan
vitamin D bersifat meregulasi sistem imun serta meningkatkan aktivitas sel imun dalam melawan virus dan bakteri.
“Dalam masa pandemi Covid-19, memang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-terkait
vitamin D,” kata Prof Iris secara virtual bersama Oxyvit oleh PT Dexa Medica baru-baru ini.
Menurut dokter spesialis penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta itu, mengonsumsi vitamin D3 dosis 1000 IU bisa dilakukan. Sebelum mengkonsumsinya seseorang harus melakukan cek darah supaya dapat mengetahui dosisnya.
“Kalau memang rendah kita bisa menganjurkan sampai 5.000 IU sehari-harinya, apalagi kalau ada penyakit,” kata Prof Iris.
Prof Iris menjelaskan, mengonsumsi vitamin D3 1000 IU satu kali sehari tanpa periksa darah adalah dosis yang aman. Mengonsumsi vitamin D3 sebaiknya dikonsumsi pada pagi hari bersama makanan karena larut dalam lemak.
Vitamin D3 juga sudah masuk dalam Pedoman Tatalaksana Covid-19 Edisi 4 yang disusun oleh 5 organisasi profesi kedokteran dan dirilis pada Januari 2022.
Pedoman yang menjadi rujukan fasilitas pelayanan kesehatan dalam menangani Covid-19 ini menjelaskan bahwa Vitamin D3 1000 IU-5000 IU digunakan sebagai terapi pasien dengan seluruh tingkat gejala. Pemberian Vitamin D3 dilakukan selama 14 hari.
Perusahaan farmasi Indonesia menjamin ketersediaan dengan memproduksi dan mengedarkan Vitamin D3 1000 IU sesuai aturan BPOM. Vitamin D3 juga macam-macam bentuknya. Salah satunya dalam bentuk oil yang mana bioavailability dua kali lebih baik dibandingkan bentuk kaplet/tablet.
“Selain untuk pasien Covid-19, Vitamin D3 juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga mencegah berbagai penyakit. Vitamin D3 juga dapat membantu proses penyembuhan penyakit,” ungkap Molecular Pharmacologist PT Dexa Medica Raymond Tjandrawinata.
Berdasar studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal PLOS ONE,
Vitamin D berperan penting dalam mencegah gejala berat pasien Covid-19. Studi ini melibatkan 1.176 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit pada April 2020 sampai Februari 2021.
Penelitian tersebut juga mengungkap bahwa tingkat mortalitas pasien Covid-19 dengan defisiensi
vitamin D berkisar di angka 25,6 persen. Sedangkan, tingkat mortalitas pada pasien Covid-19 dengan kadar
vitamin D yang mencukupi jauh lebih rendah, yaitu 2,3 persen.
(jp)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: