Rata-Rata Pasien Omicron yang Bergejala Berat Belum Divaksin
Reporter:
usep saeffulloh|
Senin 14-02-2022,08:00 WIB
Radartasik.com, Ini informasi penting, terutama bagi yang belum divaksin. Pasien Covid-19 varian Omicron yang bergerjala berat umumnya adalah mereka yang belum divaksin dan memiliki komorbid.
Makhyan Jibril Al-Farabi dari Satgas
Covid-19 Provinsi Jawa Timur mengatakan, hanya ada 4 persen pasien
Covid-19 gejala berat yang sedang dirawat.
”Rata-rata pasien yang memiliki
komorbid sehingga berisiko
Covid-19 dengan gejala sedang atau berat, khususnya mereka yang tidak
divaksinasi,” kata Makhyan Jibril, Minggu (13/2/2022).
Makhyan Jibril menghitung total ada 643 pasien
Covid-19 dengan gejala ringan. Mereka kini sudah ditangani di rumah sakit. Kemudian, gejala sedang 424 pasien, tanpa gejala atau simptomatik 379 orang, dan
gejala berat 46 pasien.
”Kalau dilihat dari sebaran, kita lihat dari pasien-pasien yang masuk rumah sakit itu yang simptomatik tanpa gejala 25 persen atau 379 (pasien), terus yang ringan 643, sedang 424, berat ada 46 atau 4 persen,” jelas Makhyan Jibril.
Dari total 31.826.206 warga yang menjadi target vaksinasi
Covid-19, sebanyak 28.276.148 di antaranya telah mendapatkan
vaksin dosis 1 dan 21.424.201 di antaranya sudah mendapatkan dosis 2.
Berdasar catatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, per Sabtu (12/2), terdapat 16.142 kasus aktif
Covid-19. Di Surabaya, total terdapat 5.880 kasus aktif baru per hari ini (13/2/2022). Tiga di antaranya telah meninggal dunia.
Meski demikian, total ada 2 .966 pasien yang telah dinyatakan sembuh. Secara kumulatif, 389.452 warga Kota Surabaya telah dinyatakan sembuh sejak masa pandemi pada 2020.
Vaksinasi terbukti mencegah keparahan dan perawatan RS terhadap pasien
Covid-19 di tengah gelombang
Omicron saat ini. Hal itu terbukti dari angka pasien yang dirawat di rumah sakit terus terkendali.
Hingga Kamis (10/2/2022) pukul 16.30 WIB, tercatat kenaikan pasien yang dirawat hanya 1,7 persen menjadi 28 persen dibanding hari sebelumnya yakni 26,3 persen.
Meskipun
Covid-19 varian
Omicron ini menular lebih cepat daripada varian
Delta sebelumnya, gejala-gejala yang ditimbulkan
Omicron tidak seberat gejala varian
Delta.
Namun masyarakat harus tetap waspada karena bisa berbahaya bagi beberapa kelompok tertentu seperti lansia, anak-anak, orang dengan
komorbid, dan orang yang belum
divaksinasi.
“Vaksinasi yang masif ini membantu kita tidak sampai bergejala berat saat terinfeksi virus
Covid-19,” jelas Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Abdul Kadir dalam keterangan Kemenkes, Jumat (11/2/2022).
Juru Bicara Vaksinasi
Covid-19 Kementerian Kesehatan
Siti Nadia Tarmizi mengatakan lonjakan saat varian
Delta kemarin tidak sama dengan lonjakan kasus yang sebagian besar disebabkan varian
Omicron. Gejala
Omicron lebih ringan dibanding
Delta ditambah dengan imunitas vaksinasi.
“Kami imbau masyarakat untuk tetap tenang, namun tetap waspada. Meskipun kasus naik dengan cepat karena penyebaran virus lebih cepat dibanding
Delta, namun gejala
Omicron tidak separah varian
Delta dengan sebagian besar pasien tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan," ujarnya.
"Kita dapat lihat dari angka keterisian tempat tidur dan isolasi Covif-19 di rumah sakit masih sangat terkendali, dibanding tahun lalu,” tegasnya.
Pasien Lebih Banyak Isoman
Lalu bagi masyarakat yang bergejala ringan maupun tanpa gejala, disarankan untuk isolasi mandiri di rumah maupun di isolasi terpusat yang sudah disediakan pemerintah.
Bagi pasien isolasi mandiri di rumah bisa memanfaatkan layanan telemedisin jika tersedia atau melapor ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan pemantauan secara medis oleh petugas kesehatan.
“Untuk paket obat pasien isoman, saat ini sudah 95 persen ka i bisa mengantarkan obat ke rumah pasien dalam tempo 1×24 jam, dan sudah mempercepat pengadaan obat bekerjasama dengan Kimia Farma,” ujar Abdul Kadir.
Sedikitnya ada 2 paket obat yakni paket A dan paket B. Paket A untuk OTG atau tanpa gejala terdiri dari multivitamin dan paket B untuk gejala ringan terdiri dari multivitamin dan antivirus. (jp)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: