Tolib, Penceramah Masjid yang Tinggal di Gubuk Kini Dapat Bantuan Rutilahu dari Pemprov Jabar

Tolib, Penceramah Masjid yang Tinggal di Gubuk Kini Dapat Bantuan Rutilahu dari Pemprov Jabar

Radartasik.com, TASIK — Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mendatangi tempat tinggal penceramah masjid, Tolib (80) di gubuk di Nangorak Desa Jayamukti Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya. 


Mengenakan kaus dan bersarung, Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat H Uu Ruzhanul Ulum berbincang dengan Tolib di gubuk berukuran 3x3 meter tersebut. 

Kedatangan Uu Ruzhanul Ulum ke gubuk Tolib untuk menyampaikan bantuan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil

"Saya datang ke sini, informasi dari media. Media sebagai kepanjangan telinga dan mata kami, jadi kami langsung ke sini menyampaikan bantuan Pak Gubernur, Ridwan Kamil," ujar Uu Ruzhanul Ulum usai menyambangi rumah gubuk Tolib Jumat (11/2/2022).

Uu Ruzhanul Ulum menyadari, bantuan yang diberikan tidak cukup untuk membeli tanah dan membuat bangunan. Untuk itu, Uu Ruzhanul Ulum berharap masyarakat membantu secara bergotong royong untuk meringankan beban Tolib

"Kami mengharapkan, masyarakat juga bergotong royong membantu meringankan beban Pak Tolib ini. Karena bantuan dari kami diakui tidak cukup," kata Uu Ruzhanul Ulum, yang juga cucu ulama kharismatik, (alm) KH Khoer Affandi ini.

Kepala Desa Jayamukti Ai Sedah berterima kasih atas perhatian dan bantuan Pemprov Jawa Barat kepada Tolib. Meskipun secara administrasi, Tolib bukan warga Jayamukti karena sempat pindah kependudukan ke Kecamatan Mangunreja. 

"Meski bukan warga kami, kami berterima kasih atas perhatian bapak Wakil Gubernur. Kami kaget karena tidak mendapatkan informasi akan ada Pak Uu (Ruzhanul Ulum)," ujarnya. 

Butuh Bantuan Kita Semua

Sebelumnya, penceramah masjid di Kabupaten Tasikmalaya yang sudah mengabdikan dirinya puluhan tahun yakni Tolib (80) dan istrinya, Omah (60), warga Nangorak Desa Jayamukti Kecamatan Leuwisari terpaksa tinggal di gubuk seadanya.

Mereka harus menetap di gubuk berukuran 3x3 meter yang merupakan milik orang lain. Mereka dengan sukarela menempati gubuk tersebut karena tidak mampu membayar kontrakan dengan harga sewa Rp 300 ribu per bulan.

Tolib berasal dari Kecamatan Sodonghilir. Selama 40 tahun lebih, dia tinggal di Desa Jayamukti Kecamatan Leuwisari. “Asalnya ikut guru mengaji di sini. Akhirnya tinggal di sini di Jayamukti,” katanya

Selama tinggal di Jayamukti, dia bersama istrinya Omah sering berpindah kontrakan. Karena biaya yang harus dikeluarkan sangat besar. Terakhir, sekitar sebulan lalu, dia tinggal mengontrak di Kampung Ceumceum. “Setelah habis kontrakan, kemarin alhamdulillah ada yang ngasih gubuk ini. Saya dan istri menempati ini,” ujarnya.

Selama ini, Tolib menjalani kehidupan sehari-hari dengan memberikan ceramah di beberapa masjid sekitar kampungnya. Dia menerima pemberian seikhlasnya dari pengundang. Kadang Rp 20 ribu, kadang Rp 30 ribu. Mengisi pengajian pun tidak setiap hari.

“(Ceramah) paling seminggu sekali. Dikasih Rp 30 ribu satu kali ceramah. Cukup untuk makan berdua dengan istri,” tuturnya.

Sementara itu, tokoh pemuda Nangorak Aldi Guna Maulana (27) mengatakan masyarakat khususnya pemuda mencoba membantu meringankan beban keluarga Tolib dengan rutin memberikan bantuan berupa beras dan sembako.

“Patungan, saya dengan pemuda lainnya mengumpulkan bantuan dari masyarakat. Ada beras, ada telur dan lainnya. Kita bantu semampu saja,” ucap Aldi.

Aldi merasa prihatin dengan kondisi keluarga Tolib yang serba kekurangan. Terlebih lagi, Tolib sendiri sudah dalam kondisi sakit-sakitan. 

“Padahal beliau sebagai guru ngaji, apalagi sakit beliau, penglihatannya sudah kabur karena katarak,” katanya. (ujang nandar / radartasik.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: