Minta Dinkes Serius Urus DBD, Wali Kota Sarankan Kadinkes Jangan Lengah

Minta Dinkes Serius Urus DBD, Wali Kota Sarankan Kadinkes Jangan Lengah

radartasik.com, INDIHIANG - Melonjaknya kasus demam berdarah dengue (DBD) di awal Tahun 2022, mesti ditanggapi serius Pemkot Tasikmalaya. Melihat, sampai pekan pertama Februari, lima nyawa anak-anak sudah melayang akibat terinfeksi nyamuk pembawa DBD.


Wali Kota Tasikmalaya, H Muhammad Yusuf mengakui meski DBD kian menanjak, pihaknya belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Namun, pihaknya mengerahkan Dinas Kesehatan (Dinkes) supaya dibantu stakeholder lainnya menangani kenaikan kasus agar tidak lagi menelan korban.

DBD tak luput dari perhatian, dikala ada kematian kembali satu orang anak di Kecamatan Mangkubumi. Total kasus terbilang tinggi, maka saya tekankan Kadinkes (Uus Supangat, Red) untuk tidak lengah dorong edukasi masyarakat, seriuskan kembali sosialisasi ke masyarakat, insyaallah bisa dihindari,” katanya kepada Radar, Senin (7/2/2022).

Yusuf menjelaskan salah satu faktor DBD kian meroket lantaran musim penghujan yang dibarengi cuaca ekstrem. Genangan air di tengah lingkungan warga tak terelakan, yang merupakan salah satu titik tumbuhnya jentik.

“Tapi kan bukan berarti tidak bisa diantisipasi, saya minta dinas serius di samping penanganan Covid-19, memperhatikan dan menyiasati bagaimana formulanya supaya kasus bisa ditekan. Masyarakat, diajak dan dikumpulkan agar semua paham, sebab DBD juga mematikan,” paparnya.

Sejauh ini, lanjut Yusuf, Pemkot sudah melakukan tes rapid NS1 dalam mendeteksi warga yang demam dengan suhu diatas normal untuk dicek. Dipastikan sedini mungkin agar ketika terindikasi DBD tidak lambat dalam penanganan.

“Saya tidak mau kecolongan, kembali lagi kita akan sosialisasi agar masyarakat tidak abai, supaya bisa perhatikan kondisi cuaca dan pandemi sedang berisiko hari ini,” tegas Yusuf.

Terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya, Dede Muharam menekankan berjatuhannya korban di awal tahun mesti menjadi warning bersama. Apalagi, kondisi cuaca ekstrem masih berlangsung sampai beberapa pekan ke depan berdasarkan prakira cuaca.

“Ini perlu ada keseriusan, perhatian penuh tidak hanya mengawasi Covid-19 agar tidak seperti beberapa tahun terakhir dilanda Covid-19, sementara banyak korban berjatuhan lantaran DBD,” katanya kepada Radar, Senin (7/2/2022).

Menurutnya, langkah antisipatif Pemkot sejak akhir tahun melalui surat edaran. Mestinya ditindaklanjuti dengan gerakan masif lewat penyuluhan atau sosialisasi dari kader-kader kesehatan yang berada di lingkungan warga. “Kita lihat itu lambat, ketika berjatuhan kasus meninggal, baru ada gerakan. Bahkan di beberapa titik, tidak terlihat ada imbauan atau sosialisasi sama sekali,” tuturnya.

Politisi PKS itu menyayangkan sejatinya DBD merupakan siklus rutin yang bisa diminimalkan risiko korban berjatuhan. Terlepas, kurangnya kesadaran masyarakat, bukan berarti masyarakat tidak paham atau tidak sensitif dalam urusan kesehatan.

“Namun, sosialisasi dari pemerintahnya yang perlu lebih masif digencarkan. Kita tidak berharap kejadian 2020 saat semua fokus Covid-19, DBD malah kita kecolongan triwulan pertama sudah belasan korban jiwa,” khawatir Dede.

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Ahmad Junaedi menuturkan perlunya ada langkah konkret dan tritmen jitu, menangani DBD. Tatkala sampai saat ini masih ada masyarakat yang rela iuran atau pun meminta bantuan dari pihak swasta untuk pengasapan di suatu wilayah.

“Sementara dinas sendiri beranggapan fogging (pengasapan, Red) malah memicu atau mentriger kekebalan jentik nyamuk karena asapnya hanya membasmi nyamuk dewasa. Nah, mindset ini mesti sampai ke masyarakat, artinya sosialisasi mesti digerakan semasif mungkin,” harap dia. (igi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: