Pemerintah Siap Menghadapi Gelombang Ketiga Covid-19, Pasokan Obat-Obatan, Rumah Sakit dan Tracing Disiapkan
Reporter:
usep saeffulloh|
Senin 07-02-2022,09:30 WIB
Radartasik.com, Pemerintah siap menghadapi gelombang ketiga Covid-19 yang dipicu Omicron dan melakukan persiapan sejak jauh-jauh hari, bahkan sebelum terjadi transmisi lokal.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP)
Abraham Wirotomo menegaskan,
pemerintah ketika Organisasi Kesehatan Dunia (
WHO) mengumumkan
Omicron sebagai
variant of concern pada 26 November 2021,
pemerintah telah sigap dan cepat memperketat karantina untuk pelaku perjalanan luar negeri. Diantaranya dengan memperpanjang masa karantina menjadi 14 hari.
“Berkat keberhasilan karantina tersebut kita bisa belajar karakteristik
Omicron dengan lebih baik dari negara lain. Sehingga kita lebih tahu apa yang harus disiapkan,” ujar Abraham kepada wartawan, Sabtu (5/2/2022).
Menurut Abraham, Indonesia termasuk negara yang belakangan terkena
Omicron, yakni negara ke-80. “Banyak negara maju yang kemasukan
Omicron lebih dulu daripada Indonesia,” terang Abraham.
Abraham mengakui, ancaman
gelombang ketiga Covid-19 varian
Omicron adalah nyata.
Pemerintah pun melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan lonjakan kasus. Mulai dari menyiapkan testing, tracing, bed, tempat isolasi, oksigen, obat, telemedisin, dan vaksin.
“Per minggu lalu, testing mencapai 351.442 per hari, tracing 10,87 rasio kontak erat, dan kesiapan bed dinaikkan dari 82.168 menjadi 150.000 tempat tidur. Untuk Isolasi terpusat ada 76.636 unit,” tuturnya.
Terkait kesiapan vaksin dan obat-obatan, Abraham merinci, sudah ada 318 juta lebih dosis vaksin dan hampir 80 juta obat-obatan terapi
Covid-19 yang sudah disiapkan untuk menghadapi gelombang
Omicron.
“Obat-obatan itu, Favipiravir sekitar 25 juta lebih, Remdesivir hampir 1 juta injeksi, Molnupiravir 200 ribuan kapsul, dan multivitamin sekitar 52 ribu sekian,” ungkapnya.
Abraham juga menekankan perlunya kesadaran masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, mengurangi mobilitas, dan suntik vaksin. Termasuk juga masyarakat agar tidak panik berlebih dan memprioritaskan rumah sakit bagi yang mengalami gejala berat, kritis, lansia, dan komorbid.
“Saya ingatkan sekali lagi, karakteristik
Omicron berbeda dari Delta. Memang Tingkat penularannya lebih tinggi. Tapi keparahan lebih ringan,” ujarnya.
(jp)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: