Pedagang di Pasar Masih Jual Minyak Goreng dengan Harga Lama, Menteri Perdagangan Optimis Empat Hari Lagi Berubah

 Pedagang di Pasar Masih Jual Minyak Goreng dengan Harga Lama, Menteri Perdagangan Optimis Empat Hari Lagi Berubah

Radartasik.com, Sampai Kamis (3/2/2022), masih ditemukan pedagang di pasar tradisional yang menjual minyak goreng dengan harga lama atau di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah.


Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, yang mendatangi Pasar Induk Kramat Jati untuk mengecek ketersediaan dan harga minyak goreng sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET), masih menemukan pedagang yang menjual minyak goreng di atas HET.

Menurutnya, penurunan harga sesuai HET baru masih proses. Pasalnya, pedagang sudah terlanjur membeli minyak goreng dari agen dengan harga mahal.

"Mem-blending, harga yang mahal sebelum ini dicampur dengan harga yang murah jadi kami masih melihat kadang-kadang ada minyak curah yang masih Rp 14 ribu," ungkap Mendag saat melakukan peninjauan di Pasar Induk Kramat Jati, Kamis (3/2/2022).

Eks Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat itu optimistis dalam tiga hingga empat hari ke depan pedagang mengikuti HET minyak goreng.

Oleh karena itu, Lutfi meminta semua pihak bekerja sama, mulai dari pemilik CPO hingga pabrik minyak goreng, dan distributor untuk menyesuaikan harga HET

Pedagang Pasar Pancasila Belum Dapat Minyak Goreng Subsidi 
Pemerintah telah menetapkan HET baru per 1 Februari 2022, yakni minyak goreng sebesar Rp 11.500 per liter untuk minyak goreng curah, Rp 13.500 per liter untuk minyak goreng sederhana, dan Rp 14 ribu per liter minyak goreng premium.

Para pedagang minyak goreng di Pasar Pancasila Kota Tasikmalaya, mengeluhkan belum adanya minyak goreng subsidi dengan harga murah yang dicanangkan pemerintah. 

Padahal para pedagang sudah dijanjikan minyak goreng subsidi dengan harga Rp 14 ribu per liternya itu akan datang pada awal Februari ini. Namun, hingga kini minyak goreng bersubsidi tersebut tak kunjung datang ke pasar tradisional.

Salah seorang pedagang, Nunung Nurjanah mengatakan, saat ini banyak konsumen yang menanyakan keberadaan minyak goreng subsidi tersebut. 

Namun karena minyak goreng murah tersebut tak kunjung datang, konsumen terpaksa membeli minyak goreng dengan harga normal seharga Rp 19.500 per liternya.

"Ya kan di berita-berita sudah banyak informasi bahwa di pasar sudah ada minyak goreng subsidi yang harganya murah. Padahal saat ini belum ada. Kalau konsumen ya terpaksa beli dengan harga normal," katanya, Kamis (03/02/22).

Terang dia, sebelumnya para pedagang sudah dijanjikan bahwa minyak goreng subsidi itu akan datang ke pasar tradisional pada awal bulan Februari ini. Namun, hingga kini minyak goreng murah itu tak kunjung datang. 

Pedagang berharap, pemerintah secepatnya mendatangkan minyak goreng subsidi itu karena para konsumen selalu menanyakan keberadaan minyak tersebut.

"Katanya sih awal Februari ini minyak subsidi itu akan datang, tapi sampai saat ini tanggal 3 kok belum datang juga. Kita berharap sih ke pemerintah cepet datangkan minyak subsidi itu karena kami cape banyak konsumen yang menanyakan itu," terangnya.

Hal senada dituturkan Dadang Iskandar, salah seorang pedagang minyak eceran di pasar tradisional Pancasila. Dirinya mengakui omzetnya menurun setelah adanya program minyak goreng subsidi yang didistribusikan ke minimarket dengan harga murah. 

Pasalnya, perbandingan harganya sangat berbeda. Jika konsumen membeli minyak goreng di minimarket seharga Rp 14 ribu rupiah per liter, sedangkan minyak goreng di pasaran masih harga normal di kisaran harga Rp 19.500 rupiah per liternya.

"Kalau kami sih mengeluhnya setelah ada program minyak subsidi di minimarket) karena kan harganya Rp 14 ribu. Kalau di sini kan masih harga normal sekitar Rp 19.500 rupiah per liternya. Jelas menurun lah omzet kami," tuturnya.

Para pedagang minyak di Pasar Tradisional Pancasila Tasikmalaya ini berharap, minyak goreng subsidi dengan harga murah ini bisa secepatnya sampai di pasaran. Lantaran, penjualan minyak goreng dengan harga normal konsumennya semakin berkurang.
(mcr28/jpnn/ujang nandar / radartasik.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: