Omicron Mendorong Angka Kematian Akibat Covid-19 Naik 14 Kali Lipat di Indonesia

Omicron Mendorong Angka Kematian Akibat Covid-19 Naik 14 Kali Lipat di Indonesia

Radartasik.com, Varian Omicron telah mendorong angka kematian akibat Covid-19 14 kali lipat. Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelasakan, meskipun peningkatan kematian hingga 14 kali lipat dibandingkan 1 Januari lalu, jumlahnya jauh lebih sedikit dari gelombang pertama.


Rinciannya, jumlah kematian harian berkisar di angka 28 kasus dan tidak setinggi jumlah kasus positif. Sedangkan pada gelombang pertama lalu, kematian mencapai hingga lebih dari 300 orang dalam satu hari.

“Namun, selalu saya tekankan bahwa satu kematian saja terbilang nyawa. Bertambahnya kematian ini menjadi pengingat bahwa meskipun sebagian besar pasien relatif dapat sembuh, namun virus ini masih menjadi ancaman pada kelompok rentan seperti lansia dan pasien dengan komorbid,” kata Prof Wiku secara virtual, Rabu (2/1/2022).

BOR Mulai Naik
Selanjutnya, kenaikan pada bed of ratio (BOR) atau keterisian tempat tidur mulai terlihat seiring dengan kenaikan kasus positif. Rata-rata BOR di RS rujukan tingkat nasional sebesar 13,89 persen.

DKI Jakarta penyumbang tertinggi mencapai 52 persen, disusul Banten 22 persen, dan Jawa Barat 16 persen. Kabar baiknya, 30 provinsi lainnya di Indonesia mampu mempertahankan BOR di bawah 10 persen.

Terkait BOR ini, pemerintah mengantisipasi lonjakan pasien yang membutuhkan perawatan rumah sakit dengan meningkatkan jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19 hingga mencapai total 10.996 tempat tidur di ruang Isolasi dan ICU RS rujukan. Angka ini pun masih dapat dioptimalkan dengan mengkonversi hingga 40 persen apabila kebutuhannya bertambah di kemudian hari.

Pemerintah juga terus berupaya meningkatkan kesembuhan dengan mencukupi ketersediaan tempat isolasi maupun karantina pasien positif akibat transmisi lokal maupun Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). 

Kondisi saat ini, total ada 7.894 tempat tidur (TT) di Wisma Atlet Kemayoran untuk PPLN gejala ringan dan sedang, total 5.796 TT di Wisma Atlet Pademangan dan 1.566 TT di Rusun Penggilingan untuk PPLN tanpa gejala, total 444 TT di 6 RS Rujukan untuk PPLN gejala berat, total 663 TT di 6 Hotel dan Tempat Isolasi terpusat untuk PPLN tanpa gejala dan gejala ringan serta total lebih dari 76 ribu tempat isolasi terpusat di seluruh Indonesia.

Terkait kondisi saat ini, Prof Wiku kembali mengingatkan pemerintah daerah terutama penyumbang terbesar kasus positif untuk dapat mengevaluasi penanganan di wilayahnya. 

Lakukan penyesuaian pengaturan kegiatan masyarakat apabila diperlukan. Tentunya kita berharap di minggu depan dapat mulai terlihat perkembangan yang lebih baik.

“Seperti yang saya sampaikan pada minggu lalu, bahwa kita harus berupaya semaksimal mungkin dalam 2 minggu kasus dapat ditekan menjadi lebih rendah. Sudah berjalan 1 minggu namun nyatanya kasus malah meningkat lebih tinggi lagi. Untuk itu, saya kembali ingatkan kepada seluruh pemerintah di masing-masing daerah,” kata Prof Wiku. (jp)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: