Ratusan Orang Terluka dan Tewas Dalam Serangan Arab Saudi di Yaman
Reporter:
Achmad faisal|
Sabtu 22-01-2022,18:10 WIB
Radartasik.com,
Puluhan orang telah tewas dan ratusan berpotensi terluka oleh serangan udara di Yaman, serangan terbaru dalam perang koalisi pimpinan Arab Saudi melawan pemberontak Houthi di negara yang hancur itu.
Target yang diserang pada hari Jumat(21/1/2022) adalah penjara dan bandara di kota utara Sa'ada, berbagai fasilitas pemerintah dan gedung telekomunikasi di Hodeidah.
Banyak korban dilarikan ke Rumah Sakit Al-Gumhourriyeh di Sa'ada, yang menerima 138 terluka dan 70 tewas, menurut kelompok bantuan Doctors Without Borders (MSF).
Al-Gumhourriyeh sangat kewalahan sehingga tidak dapat menerima pasien lagi, dan setidaknya dua rumah sakit lain di kota itu telah menerima banyak korban, kata MSF.
Masih banyak mayat terlihat di lokasi serangan yang paling menghancurkan, di penjara di Sa'ada.
“Tidak mungkin untuk mengetahui berapa banyak orang yang terbunuh,” kata Ahmed Mahat, kepala misi MSF di
Yaman. “Tampaknya itu adalah tindakan kekerasan yang mengerikan.”
Palang Merah mengatakan telah mengirim pasokan medis ke dua rumah sakit yang dibanjiri korban. Pemboman di Hodeidah melumpuhkan layanan internet nasional dan diduga menewaskan sedikitnya tiga anak.
Lumpuhnya layanan internet menghambat upaya untuk memberikan bantuan dan mengumpulkan informasi tentang serangan udara tersebut.
Koalisi yang dipimpin Saudi mengatakan telah menyerang pelabuhan Hodeidah dan "target militer" di Sanaa, ibukota
Yaman. Menurut
Saudi Press, serangan itu dilakukan sebagai tanggapan atas serangan musuh.
Koalisi mengintensifkan serangan udara di
Yaman awal pekan ini sebagai tanggapan atas serangan pesawat tak berawak Houthi di Uni Emirat Arab, mitra
Arab Saudi dalam perang.
Juru bicara Houthi Yahya Sare'e mengklaim serangan di Dubai dan Abu Dhabi adalah pembalasan atas agresi koalisi yang meningkat di
Yaman.
Setelah serangan udara yang menghancurkan pada hari Jumat, Sare'e mengisyaratkan siklus pembalasan lainnya, dengan mengatakan "kami menyarankan perusahaan asing di Emirates untuk pergi karena mereka berinvestasi di negara yang tidak aman, dan penguasa negara ini melanjutkan agresi mereka terhadap
Yaman." Kata Yahya Sare'e dikutip dari
Russian Today. (sal)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: