Bermaksud Nagih Utang Rp350.000, Nyawa Namora Siregar Melayang di Tangan Pedagang Gorengan
Reporter:
radi|
Selasa 18-01-2022,08:20 WIB
Radartasik.com, TANGSEL – Seorang penagih utang bernama Namora Siregar (22) tewas usai berkelahi dengan pedagang gorengan bernama Cucu Samsudin (38) di Ciputat, Tangerang Selatan.
Peristiwa perkelahian yang berujung pembunuhan itu terjadi Senin pagi (17/01/2022) sekitar pukul 08.15 WIB.
Informasinya duel berdarah dipicu penagihan utang oleh korban kepada pelaku bsebesar
Rp350 ribu.
Kini kasus tersebut sudah ditangani Polsek Ciputat Timur.
“Jadi awalnya korban itu menagih utang kredit kemudian cekcok kemudian berkelahi di dalam rumah,” jelas Kasat Reskrim Polres Tangsel AKP Aldo Primananda Putra saat dihubungi, Senin (17/01/2022).
“Ya akhirnya tidak ada senjata yang dipersiapkan, namun sajam golok maupun pisau itu yang ada di rumah kebetulan ada,” ujarnya lagi dilansir detik.com.
Sementara itu salah satu warga sekitar, Gunawan (43) mengatakan kejadian perkelahian yang berujung pembunuhan ini diketahui warga bermula dari adanya teriakan minta tolong dari rumah yang ditinggali Cucu Samsudin.
Warga kemudian mencari sumber suara teriakan itu. Warga kemudian mendapati Cucu Samsudin dan Namora Siregar sudah terkapar bersimbah darah.
“Pertama kita datang itu bertumpukan, yang di bawah itu
penagih utang (korban) atasnya tukang gorengan (pelaku). Nah kejadiannya udah bersimbah darah itu berdua di situ,” tambahnya.
Menurut Gunawan, tidak ada satu pun warga yang mengetahui keduanya cekcok atau berkelahi. Bahkan kedatangan sang
penagih utang juga tidak diketahui.
“Saat penagih utangnya datang tidak ada yang tahu sama sekali. Pas juga sama tidak ada yang tahu juga, nggak kedengaran sama sekali. Motor korban datang aja tidak kedengaran suaranya,” bebernya.
Gunawan.menambahkan saat polisi melakukan olah TKP menemukan senjata tajam di pot bunga milik rumah Cucu Samsudin.
“Kalau sajam ditemukan pas tadi polisi datang. Nah itu adanya di pot kembang itu baru ketemu,” tuturnya.
Gunawan menyebutkan selama ini pelaku yang tinggal bersama saudaranya bernama Abah Ojik dinilai bukan orang temperamental atau berperilaku biasa saja.
“Kalau untuk pelaku sih suka negor warga, terus ramah, belum pernah temperamen gitu. Belum pernah cekcok atau apa lah sama warga sekitar,” kata Gunawan. (ral/int/pojoksatu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: