Penentuan Ada di Wali Kota, Tiga Kandidat Dewas Sering Bermitra dengan Pemkot

Penentuan Ada di Wali Kota, Tiga Kandidat Dewas Sering Bermitra dengan Pemkot

radartasik.com, TAWANG - Tiga kandidat Dewan Pengawas (Dewas) RSUD dr Soekardjo, memiliki keunggulan masing-masing. Mereka yakni, Asep Aris Panji, Solahudin dan H Undang Sudrajat sama-sama berpengalaman dalam berkolaborasi dengan pemerintah dan sama-sama kuat di mata tim pengkaji.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Uus Supangat. Menurutnya, pada tahapan wawancara oleh 13 tim pengkaji di Lab Komputer BKPSDM Kota Tasikmalaya, Jumat (14/1/2022).

Pandangan masing-masing kandidat terlihat secara utuh, termasuk gagasannya dalam memajukan RSUD ke depan. ”Kemarin ketiganya memaparkan karya ilmiah masing-masing di depan tim pengkaji. Secara ideal seperti apa dalam mendorong perubahan RSUD ke depan, sekaligus kami menilai gagasan masing-masing, apakah komprehensif, realistis, sesuai dengan kondisi eksisiting rumah sakit ke depan atau tidak,” tuturnya kepada Radar, Minggu (16/1/2022).

Uus menceritakan tim pengkaji menguji hal-hal yang dituangkan para kandidat di karya tulis masing-masing. Menurutnya, kemampuan ketiganya terbilang mumpuni dengan latar belakang berbeda-beda. ”Ketiganya sudah familiar bermitra dengan pemerintah, dan sering.

Pengalaman masing-masing luar biasa, ada background organisatoris, politisi, sektor swasta, banyak kegiatan kemasyarakatan yang pernah mereka ikuti bahkan membantu perencanaan di pemerintahan,” katanya mengagumi.

Mantan Kepala Puskesmas Purbaratu itu mengakui ketiganya dari sisi intelektualitas dan jam terbang, dimana nantinya posisi dewas yang akan diisi adalah unsur kemasyarakatan. Mumpuni, untuk dipilih Wali Kota Tasikmalaya H Muhammad Yusuf salah satu diantaranya. “Nah tiga terbaik ini yang kita sodorkan, untuk kemudian Pak wali menggunakan hak selaku pimpinan daerah mempercayakan ke siapa. Nanti hasil wawancara akan dirapatkan pleno oleh tim, sebagai bahan pertimbangan kepala daerah menentukan itu,” papar Uus.

Ia menekankan siapa pun yang nantinya terpilih menjadi dewas, mesti sinergis dengan RSUD dan Dinas Kesehatan. Sejalan regulasi yang berlaku sesuai tugas pokok dan fungsi dewas, mesti klop mengimplementasikan beragam program atau inovasi dalam rangka mengatrol layanan prima di rumah sakit.

“Pada tes wawancara juga masing-masing didalami, bagaimana memposisikan Dinkes, RSUD, Dewas sendiri supaya sinergi dan kolaborasi di bangun secara baik agar rumah sakit ke depan semakin prima. Semoga secepatnya segera definitif, melihat RSUD juga tengah berbenah dalam kerangka perbaikan di awal tahun ini,” harapnya.

Sebelumnya, tiga kandidat dewan pengawas (dewas) RSUD dr Soekardjo, tuntas menjalani tahapan seleksi terakhir. Wawancara dengan tim pengkaji yang terdiri dari 13 orang pejabat di lingkungan Pemkot dalam menakar kemampuannya masing-masing.

Satu per satu dicecar sejumlah pertanyaan dari tim pengkaji. Tidak kurang dari satu setengah jam, mereka ditanyai pejabat mulai dari Sekda, kepala dinas/badan sampai dengan kepala bagian setda. Mengingat banyaknya urusan di RSUD yang mesti memiliki pengawas komprehensif, untuk menjadi kepercayaan pemerintah yang konsen mengawasi manajemen.

“Gambaran kami, semua kurang lebih sama, memiliki komitmen dalam memajukan RSUD semakin baik. Memiliki rasa keterpanggilan sesuai kapasitas masing-masing, agar rumah sakit kebanggaan daerah semakin berkembang dan memberi layanan terbaiknya,” kata Ketua Tim Pengkaji, H Ivan Dicksan kepada Radar, usai menguji para kandidat di lab komputer BKPSDM, Jumat sore (14/1/2022).

Menurut dia, secara umum para peserta seleksi memahami bagaimana tugas dan peranan selaku dewas. Namun, dalam prinsip atau simulasinya mereka memiliki perbedaan persepsi dan cara kerja tersendiri. Itu semua direkam dan nantinya diserahkan terhadap wali kota untuk menentukan pilihan. “Ini tahap terakhir, setelah tuntas kami akan plenokan dan menggabung hasil assesment kemarin, mengkaji jejak rekam, hasil wawancara tadi ditelaah, makalah yang mereka tulis kan sudah dipaparkan dan kami diskusikan tadi, supaya Pak wali mendapat gambaran konkret masing-masing peserta seperti apa,” papar Sekda Kota Tasikmalaya itu.

Masing-masing peserta, lanjut Ivan, diberikan waktu pemaparan terkait karya ilmiahnya. Kemudian berdiskusi dengan durasi satu jam, hanya saja pada praktiknya para penguji terlihat antusias bertukar narasi di dalam ruang wawancara. “Memang rencananya diskusi satu jam masing-masing peserta, nyatanya di atas satu jam semua. Tapi kita bersyukur ingin memahami gagasan para calon, bisa tergali semua secara komprehensif,” tuturnya menceritakan.

Namun, lanjut Ivan, ia menekankan siapa pun yang nantinya terpilih merupakan keputusan yang terbaik bagi daerah. Bukan berarti yang tidak terpilih itu tidak baik, hanya saja pilihan terbaik merupakan pilihan yang dianggap pas oleh kepala daerah untuk bertugas pada situasi dan kondisi yang tengah dihadapi RSUD saat ini. “Jadi bukan masalah siapa yang terbaik, tetapi mana yang paling pas dalam situasi kondisi yang dihadapi rumah sakit saat ini. Maka, yang terpilih nanti bagaimana komitmennya tidak sebatas dewas selaku pengawas, akan tetapi mitra kerja direksi untuk sama-sama membangun dan mendorong kemajuan rumah sakit secara sinergis,” harapnya membeberkan. (igi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: