Cara Melindungi Anak dari Infeksi Varian Omicron

Cara Melindungi Anak dari Infeksi Varian Omicron

Radartasik.com, JAKARTA - Di tahun baru ini, masyarakat harus mewaspadai potensi penyebaran varian Omicron, karena pergerakan masyarakat diprediksi semakin masif.  


Varian Omicron dari Covid-19 terus ditelusuri demi menghalau persebarannya. Data terbaru dari Kementerian Kesehatan menunjukkan, 68 kasus Omicron sudah terdeteksi di Indonesia alias bertambah 21 kasus Rabu (29/12/2021) malam. Kebanyakan kasus baru tersebut muncul dari WNI dan WNA yang baru saja melakukan perjalanan ke luar negeri. Sementara itu, kasus Omicron pada anak-anak belum ditemukan di Indonesia.

Tapi, kondisi tersebut tetap harus menjadi pengingat terhadap keselamatan anak-anak. Pada Selasa lalu, Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat juga menyebutkan bahwa ada kenaikan kasus Covid-19 pada anak seiring varian Omicron menyebar. Hal itu dipicu pula oleh adanya musim libur panjang. Jumlah pasien anak di rumah sakit rata-rata mencapai 305 anak per hari pada pekan lalu. Meningkat 48 persen dari pekan sebelumnya.

”Di Indonesia, memang belum ada laporan. Tapi, prokes tetap harus ketat,” ucap dr Achmad Yuniari Heryana SpA.

Dia mengingatkan, anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk anak memang masih sama dengan sebelumnya, yaitu protokol kesehatan ketat dan tetap di rumah saja. Apalagi bagi anak-anak usia di bawah 6 tahun. Sebab, mereka belum bisa memperoleh vaksin Covid-19 hingga saat ini.

Penggunaan masker juga tidak dianjurkan bagi anak di bawah usia 2 tahun. Karena masih dalam proses pertumbuhan alat pernapasan, bayi di bawah 2 tahun memang tidak direkomendasikan memakai masker. ”Kalau toh harus pakai, harus dengan pengawasan yang sangat-sangat ketat,” tuturnya saat dihubungi kemarin (30/12). Menimbang risiko-risiko yang ada saat ini, anak memang sebaiknya berada di rumah saja.

Pria yang akrab disapa Boy itu juga menegaskan pentingnya pemberian vaksin bagi anak-anak yang bisa mendapatkannya. ”Sekarang tentu kita mendorong sekali anak usia 6‒12 tahun untuk cepat-cepat divaksin,” jelasnya.

Semakin banyak jumlah penerima vaksin, efek cocooning diharapkan makin terlihat. Cocooning adalah prinsip melengkapi vaksin semua anggota keluarga untuk memberikan perlindungan bagi yang tak bisa mendapatkan vaksin.

”Jadi, kalau kakaknya usia 6‒12 tahun, segera divaksin agar adik-adiknya turut terlindungi,” tegasnya.

Perlindungan dari vaksinasi orang tuanya jelas menambah efek cocooning. Efektivitas vaksin Covid-19 memang disebut menurun saat melawan varian Omicron. Namun, dia menegaskan bahwa perlindungan bukan tidak ada sama sekali. ”Data di Eropa menunjukkan bahwa vaksinasi tetap membantu,” katanya. (jpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: