Pernah Terinfeksi Covid-19 dan Divaksin Lebih Kebal terhadap Omicron

Pernah Terinfeksi Covid-19 dan Divaksin Lebih Kebal terhadap Omicron

Radartasik.com, JAKARTA - Kasus Covid-19 varian Omicron terus ditemukan di Indonesia. Pemerintah mengimbau masyarakat waspada, menerapkan protokol kesehatan dan tidak panik.


Jurnal penelitian menyebutkan, Omicron menyebabkan sejumlah angka efikasi vaksin turun. Varian itu juga mampu menginfeksi ulang penyintas.

”Efikasi vaksin semuanya terbukti turun. Dan orang yang sudah terinfeksi bisa kena lagi dengan Omicron ini,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam Podcast Deddy Corbuzier baru-baru ini.

Meski begitu, kata dia, salah satu bukti bahwa seseorang sedikit lebih kebal daripada hanya sekadar divaksin atau memiliki kekebalan alami pada penyintas. Yakni dengan memiliki super immunity. Apa itu?

”Jika punya super immunity akan paling sedikit penurunan kekebalannya. Adalah mereka yang sudah kena Covid-19 lalu divaksin. Sudah terinfeksi lalu divaksin, itu tinggi sekali antibodi atau kekebalannya. Ampuh mencegah semua varian apapun,” jelas Budi.

Dia mencontohkan, dua negara di mana masyarakatnya memiliki super immunity. Yakni Indonesia dan India. Hal itu terlihat angka kurva kasus yang belakangan ini melandai. Itu karena Indonesia dan India sempat melonjak tinggi kasusnya pada Juni—Juli dan vaksinasi digenjot pada Agustus dan September.
”Makanya kita punya super immunity. Masyarakat kita kena Covid-19 melonjak tajam saat itu, lalu divaksin. Terlihat kan kasus lebih rendah,” ungkap Menkes Budi.

Kondisi berbeda terjadi di Israel. Menurut menkes, di sana vaksinasi digenjot sebanyak mungkin hingga 90 persen sebelum kasus melonjak parah atau sebelum masyarakatnya terinfeksi.

”Israel terbukti kasus di sana tetap tinggi dan naik walaupun sudah divaksin. Itu karena mereka terlalu cepat divaksinnya sebelum kena Covid-19,” terang Budi.

”Makanya kita punya super immunity. Masyarakat kita kena Covid-19 melonjak tajam saat itu, lalu divaksin. Terlihat kan kasus lebih rendah,” ungkap Menkes Budi.

Kondisi berbeda terjadi di Israel. Menurut menkes, di sana vaksinasi digenjot sebanyak mungkin hingga 90 persen sebelum kasus melonjak parah atau sebelum masyarakatnya terinfeksi.

”Israel terbukti kasus di sana tetap tinggi dan naik walaupun sudah divaksin. Itu karena mereka terlalu cepat divaksinnya sebelum kena Covid-19,” ujar Budi menjelaskan. (jpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: