Tertipu Rp 592 Juta agar Masuk Akpol tanpa Tes

Tertipu Rp 592 Juta agar Masuk Akpol tanpa Tes

Radartasik.com — Pasangan suami istri Harso Sanyoto dan Lilik Suntiani ingin anaknya, Dimas Sonny Mahendra, menjadi polisi. Mereka sangat berharap bisa memasukkan anaknya ke Akademi Kepolisian (Akpol). Harso yang punya usaha salon dikenalkan pelanggannya, Dennis Antanius Simangasing, dengan Wahyudi Setiawan.

Wahyudi yang disebut memiliki banyak kenalan jenderal polisi mengaku bisa memasukkan Dimas menjadi taruna Akpol. Asalkan, mereka membayar sejumlah uang. Namun, setelah Harso menyetor uang Rp 592 juta, Dimas tidak masuk Akpol. Uangnya pun amblas. Wahyudi kini diadili dan didakwa telah menipu Harso.

”Dia awalnya minta Rp 250 juta setelah kenal di hotel. Selanjutnya, dia minta-minta uang terus. Anak saya gagal masuk Akpol. Uangnya tidak kembali sama sekali,” ujar Harso saat memberikan keterangan sebagai saksi dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya Senin (15/11).

Menurut dia, semua berkas persyaratan sudah diserahkan kepada Wahyudi. Harso juga mengaku sempat diajak berkunjung ke Akpol Semarang. Namun, semua itu hanya akal-akalan Wahyudi untuk menipunya. ”Saya baru tahu ketipu ketika anak-anak Akpol sudah mulai pendidikan. Tapi, anak saya kok tidak ikut,” katanya.

Harso merasa yakin kepada Wahyudi karena dia kerap mengaku kenal banyak kolega jenderal di kepolisian. Wahyudi kerap menunjukkan foto-foto dirinya dengan para jenderal. ”Nomor rekening yang menerima transfer dari saya juga disebut punya ajudan Wakapolri,” ungkapnya.

Kini Harso pusing untuk mencari pengganti uang yang sudah disetorkan kepada Wahyudi dan tidak dikembalikan. Dia berutang ke bank demi mendapatkan uang tersebut. Dia juga merasa malu anaknya gagal menjadi polisi. ”Saya harus nyicil di bank selama enam tahun,” ucapnya.

Lilik awalnya sempat ragu anaknya diterima sebagai taruna Akpol. Namun, Wahyudi meyakinkannya dengan memberikan garansi. Jika anak Lilik gagal, uang akan dikembalikan utuh. Mereka juga menandatangani surat pernyataan. ”Dia bilang, 'Ibu tidak usah bingung pasti diterima karena ini khusus jatah spesial dari jenderal,” kata Lilik menirukan ucapan Wahyudi kepadanya.

Dimas awalnya ingin mendaftar sendiri setelah tahu pengumuman seleksi taruna Akpol di website resmi. Namun, Wahyudi melarangnya. ”Saya tidak boleh daftar. Hanya diminta kumpulkan berkas lewat dia. Dia yang mau daftarkan. Suruh diam di rumah tidak usah ikut tes. Pokoknya terima beres,” jelasnya.

Sementara itu, Dennis mengaku berkenalan dengan Wahyudi saat mengurus tambang emas di Papua. Dulu dia butuh helikopter. Wahyudi yang mengaku kenalan jenderal TNI-AU membantunya. Sejak itulah, hubungan mereka berlanjut.

Secara terpisah, terdakwa Wahyudi yang tidak didampingi pengacara membenarkan keterangan para saksi. Menurut dia, uang dari Harso sudah habis. Dia berjanji mengembalikannya. ”Saya sudah rencana nanti saya kembalikan,” kata Wahyudi dalam sidang secara telekonferensi. (jpg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: