Belajar Kekompakan Lewat Angklung di Jurlapqu Taraju

Belajar Kekompakan Lewat Angklung di Jurlapqu Taraju

radartasik.com TARAJU - Pelatihan seni musik tradisi Angklung yang digelar di Wisata Edukasi Jurlapqu, Desa Purwarahayu Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya, melibatkan tiga sekolah dan komunitas anak-anak, serta warga.


"Mereka yang berjumlah 200 orang dilatih dalam waktu 3 hari. Selanjutnya, Jurlapqu akan menjadi pusat pelatihan dan angklung jenis orkestra, angklung sarinande. Hanya memerlukan 30 menit belajar untuk bisa bermain angklung seperti profesional," ujar Nur Iswandy, inovator Wisata Edukasi Jurlapqu kepada Radar, Selasa (02/11/21).

Iswandy mengungkapkan, setiap hari ada penampilan angklung yang disuguhkan kepada para pengunjung. 

Angklung berasal dari Jawa Barat ini mengalami revolusi, dari angklung tradisional (pentatonik) kepada nada moderan (diatonis).

Pelatihan Angklung ini gratis dengan harapan seni budaya Sunda musik ini bisa dilestarikan dan menarik minat anak-anak untuk mempelajarinya.

"Dengan ini, anak dapat mencintai alat musik tradisional dan tidak terlalu terfokus kepada alat musik modern. Ini merupakan salah satu upaya untuk tetap melestarikan alat musik daerah," ujarnya.

"Mereka diajarkan seperti apa cara memainkan alat musik tradisional ini. Kita hadirkan pelatih dan pemain angklung profesional berasal dari Bandung Jawa Barat, yakni Eka Febriana dan Dadan Saefulloh," sambungnya.

Ada proses pembelajaran dari bermain alat musik angklung bagi anak.

Dimana, anak-anak mempergunakan indera pendengar untuk dapat mendengarkan lantunan musiknya selaras atau tidak. 

Selain itu, melatih sikap gotong royong yang dimilikinya, karena dalam permainan angklung harus ada sikap gotong royong sangat diperlukan adanya agar permainan angklung berjalan dengan senada.

"Melalui angklung pun melatih sikap kerja sama pada anak-anak. Artinya memainkan angklung ini tidak dapat dilakukan secara individu, akan tetapi dilakukan secara group atau kelompok," kata dia.

Iswandy menjelaskan, harus ada kerja sama antar personel, agar permainan angklung terlihat kompak dan tidak ada nada yang salah. 

Dengan begitu, dapat dipahami bahwa pembelajaran alat musik angklung memang harus dilaksanakan secara kelompok.

"Bermain angklung  semacam ini sangat positif. Selain untuk hiburan, tentunya acara ini sangat mengedukasi bagi anak-anak maupun pengunjung yang ingin belajar angklung di sini," kata dia.

Putri Nuramelia (10), salah seorang siswi yang mengikuti pelatihan, mengaku merasa sangat gembira saat pembelajaran angklung,

Selain mudah dan seru, dia juga berhasrat untuk menjadikan angklung sebagai alat musik yang dipraktekan sebagai hobi. 

"Saya ingin bisa main angklung sama temen-temen yang lainnya," ucap dia. (radika robi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: