Kasus PMK Terus Bertambah, Tercatat 29 Ekor Sapi dan Kerbau di Kabupaten Tasikmalaya

Kasus PMK Terus Bertambah, Tercatat 29 Ekor Sapi dan Kerbau di Kabupaten Tasikmalaya

Radartasik, KABUPATEN TASIKMALAYA – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi dan kerbau di Kabupaten Tasikmalaya terus bertambah. Hingga Jumat (13/5/2022) Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP)  Kabupaten Tasikmalaya mencatat 29 ekor positif.

Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan DPKPP Heri Kusdiana menyatakan, kasus PMK di Kabupaten Tasikmalaya sebelumnya ditemukan 17 ternak positif PMK. Kini kembali ditemukan 12 ekor sehingga total terkonfirmasi positif PMK menjadi 29 ekor.  

"Ia betul terus bertambah dari hasil pemeriksaan kami yang sebelumnya sampel  kita kirim," katanya kepada radartasik.disway.id Jumat (13/5/2022).

BACA JUGA:Imbauan Penutupan Pasar Hewan di Singaparna Tidak Digubris, Penjual Ternak Masih Tetap Berjualan

Menurut Heri, penambahan kasus baru ini, 11 ekor ditemukan di Pasar Hewan Manonjaya, dan satu dari peternak di Singaparna.  

"Kami ambil sampel dari 16 ternak yang diindikasikan terjangkit PMK, kita ambil sampel 16 hewan di Pasar Hewan Manonjaya, hasilnya 11 positif PMK sedang 1 lagi dari peternak," ungkap Heri.

BACA JUGA:Cegah Penyakit Mulut dan Kuku Hewan Menyebar, Polri Siapkan Langkah Lokalisir

Untuk mengantisipasi terus menyebarnya kasus PMK, empat Pasar Hewan di Tasikmalaya mulai ditutup hari ini. 

Untuk Pasar Hewan Singaparna yang sempat buka, mereka belum mengetahui tahui bahwa adanya instruksi penutupan pasar hewan. "Penutupan itu untuk memutus mata rantai penyebaran  PMK pada hewan," kata dia.

Pihaknya juga terus menurunkan tim untuk menyisir PMK pada hewan dengan melakukan pemeriksaan ke setiap peternak di Kabupaten Tasikmalaya. 

"Kami terus menyisir agar seluruh hewan yang terjangkit PMK bisa segera ditangani," ujar dia.

BACA JUGA:Pasar Hewan Akan Ditutup Mulai 13 Mei, Kasus PMK Pada Hewan Terus Bertambah 

Sementara itu penutupan sejumlah pasar hewan semula menjadi perdebatan di kalangan peternak dan pedagang. Akan tetapi, agar tidak ingin rugi lebih besar, para pedagang akhirnya mau menerima keputusan penutupan pasar tersebut. 

"Ya kalau ditutup omset kami tidak ada. Tapi daripada semakin menyebar, saya ikut saja," kata Asep, salah seorang pedagang di Pasar Hewan Manonjaya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: