IKN Portal

IKN Portal

Ups... tidak.

Hanya sekitar 20 menit yang seperti itu. Setelahnya, mulailah terlihat rumah kayu di pinggir jalan. Lalu warung. Syukurlah tidak banyak. Hanya terlihat satu menit sekali. Tidak sampai merusak suasana teduh di dalam hutan. 

Saya pun kembali salah duga. Kian ke dalam ternyata kian ramai. Mulailah terlihat kampung kecil. Rumah-rumah kayu. Kian lama kian banyak kampung. Kian besar. Kian padat. Kian ramai. 

Lalu terlihat gerbang sederhana. Itulah gerbang masuk wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara. Saking sederhananya sampai hanya seperti gerbang kampung.

Ini tanda-tanda kurang baik.

Benar. 

Setelah gerbang itu tidak ada lagi hutan. Kanan kiri jalan sudah padat dengan rumah. Kayu. Beton. Campuran. Toko dan warung. Bengkel dan potong rambut.

Deretan kampung itu tidak putus-putusnya. Jauh lebih panjang dari yang rindang tadi. 

Lalu terlihat pula kota kecil. Itulah kota Kecamatan Sepaku. Padat. Sesak. Apalagi ketika memasuki down town Sepaku. Jalannya macet. Ada pasar yang ramai sekali. Sampai tumpah ke pinggir jalan.

Mobil saya pun merambat di jalan itu. Kadang harus berhenti agak lama. Kendaraan terlalu banyak. Rebutan aspal. 

Saya tidak menyangka pedalaman ini sudah begitu padat penduduk. Itulah kawasan transmigrasi di masa lalu. Yang sudah berubah menjadi kampung besar dan kota kecil.

Saya memang pernah melewati jalan ini. Sekian puluh tahun lalu. Yakni ketika dari Samarinda ke Banjarmasin. Dari Kaltim ke Kalsel. Naik bus kecil jarak jauh. Satu harmal. Bus saya lewat jalan ini. Tapi malam hari. Tidak tahu apa-apa.

Ternyata di siang hari, sekarang ini, sudah begitu ramainya. Salahlah dugaan saya bahwa IKN itu jauh di tengah hutan nan sunyi.

Jangan-jangan Anda juga mengira begitu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id