Pekerja Dibayangi PHK, Belum ada yang Lapor ke Disnaker Kota Tasik

Pekerja Dibayangi PHK, Belum ada yang Lapor ke Disnaker Kota Tasik

radartasik.com, BUNGURSARI — Dunia usaha dari mulai kuliner sampai perhotelan semakin mengalami drop di masa PPKM Darurat. Jika pembatasan terus berkepanjangan, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal bukan hal yang mustahil terjadi.


Persoalan ekonomi sudah nyata terasa sejak terjadinya pandemi Covid-19. Tidak bisa dipungkiri, dunia kerja dan dunia usaha menjadi tidak sehat karena pendapatan yang menurun, pegawai di-rumahkan sampai PHK sudah terjadi.

Ketua Kantor Dagang dan Industri (Kadin) Kota Tasikmalaya Deni Yunizar mengakui hal tersebut. Hampir semua jenis usaha mengalami keterpurukan, baik kecil maupun besar. “Pada rusak semua,” ungkapnya kepada Radar, Rabu (21/7/2021).

Sebagian pelaku usaha yang memiliki aset tabungan mau pun tidak, mau harus dikuras untuk keberlangsungan bisnis. Sebagian lagi harus berpikir keras agar biaya operasional bisa tertutupi. “Makanya kasihan pelaku usaha kecil yang tidak punya tabungan,” terangnya.

Disinggung soal PHK, sejauh ini Deni mengaku belum menerima informasi. Namun jika kondisi terus terjadi apalagi pembatasan ala PPKM Darurat terus diperpanjang, PHK massal bukan hal mustahil. ”Pasti bisa banyak PHK kalau terus-terusan seperti ini,” ujarnya.

Namun demikian, dia pun tidak bisa menyalahkan kebijakan pemerintah. Pasalnya, kebijakan yang diambil merupakan upaya menekan penularan Covid-19 saat ini mewabah. “Ya kita berharap saja semua segera berlalu, dan masyarakat sadar dalam menerapkan protokol kesehatan,” katanya.

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Tasikmalaya H Ajat Setiawan mengatakan hotel paling terdampak ketimbang restoran dan kafe. Karena beban operasional yang besar perbandingannya jauh dengan pendapatan. “Kalau restoran dan kafe masih bisa take away, kalau hotel ya bergantung pada pengunjung dari luar,” ungkapnya.

Di masa pandemi, para pengusaha hotel dan restoran sebisa mungkin masih mampu bertahan dengan kondisi tertatih. Namun ketika PPKM Darurat diberlakukan, pendapatan semakin drop lagi.

“Kalau sebelumnya kita upayakan bertahan, kalau waktu PPKM Darurat kita sudah ampun, kadang hotel itu seharian tidak ada tamu,” terangnya.

Menyikapi hal ini, sebagian pengurus PHRI sudah melakukan pertemuan di Fave Hotel, Senin (19/7/2021). Rencananya pihaknya akan melakukan audiensi dengan pemerintah Kota Tasikmalaya untuk meminta solusi. “Bukan menuntut, tapi lebih mempertanyakan dan berharap ada solusi untuk kami,” ucapnya.

Beberapa hotel di Tasikmalaya sudah melakukan PHK kepada pekerja. Di samping dunia perhotelan yang melesu, pandemi memperparah keadaan. “Tahun 2020 kemarin ada belasan sampai puluhan yang diberhentikan, kalau tahun ini paling rolling pegawai saja,” ujarnya.

Meskipun kebanyakan pegawai tetap dipertahankan, namun sistem kerja bergilir otomatis mengurangi separuh pendapatan mereka. Hal itu berlaku pada pekerja harian yang diberi upah sesuai hari kerjanya. “Status mereka masih bekerja tapi penghasilan mereka sebagian hilang,” katanya.

Meskipun judulnya relaksasi PPKM, namun dia tetap memandang sebagai perpanjangan PPKM Darurat. Dia khawatir karena lonjakan kasus terus terjadi perpanjangan akan terus dilakukan.

“Untuk sampai bangkrut mudah-mudahan tidak terjadi, tapi PHK besar-besaran sangat mungkin jika kondisinya tidak membaik,” pungkasnya. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: