radartasik.com, KABUPATEN TASIK - Kk (49), warga Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, menangis saat menjemput anaknya yang masih berusia 12 tahun diamankan di Mapolres Tasikmalaya, Senin (12/07/21) malam.
Lantaran, Tom bersama 31 orang lainnya ikut aksi unjuk rasa di Kejaksaan Negeri Tasimalaya, yang berujung ricuh, Senin (12/07/21) siang.
Sang anak berkali-kali bersujud di kedua kaki ibunya sambil menangis dan terus menerus meminta maaf karena dirinya tertangkap oleh petugas Kepolisian bersama puluhan rekan lainnya.
"Mamah, mamah, minta maaf. Saya minta maaf, saya gak tahu kalau akan jadi seperti ini. Mamah mohon maaf," ucap sang anak laki-laki berusia 12 tahun ini ke ibunya yang baru datang ke kantor Polisi.
Sementara itu, KK terus menanyakan ke anaknya tersebut, kenapa selama ini berbohong, yang semula pamit akan mengaji di Masjid kawasan Kantor Bupati Tasik, malah ke tempat lain.
Dirinya sembari menangis terus menanyakan alasan kenapa bisa sampai berbuat rusuh hingga ditangkap polisi.
"Jadi begini kan? Makanya kamu jangan bohong, bilang ke mamah katanya mau ngaji tadi," terangnya.
Kokom mengaku selama ini tak mengetahui kegiatan yang diikuti anaknya berujung ricuh.
Dirinya pun mengetahui kalau anaknya ditangkap Kepolisian dari tetangganya saat akan salat Magrib.
"Saya tahunya dari tetangga saya bilang bahwa anak saya ditangkap polisi dan ada di Polres. Saya pun ke sini karena khawatir dan menunggu sampai sore belum pulang,” tambahnya.
“Tidak biasanya anak saya ini belum pulang sesudah magrib. Anak saya usianya 12 tahun mau SMP, badannya aja yang besar. Usianya 12 tahun Pak," pungkas Kokom, sembari menahan isak tangis sambil memeluk anaknya dihadapan petugas Kepolisian.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Tasikmalaya, AKP Hario Prasetyo Seno, membenarkan puluhan pelaku diduga perusuh demo sebagiannya berusia anak-anak.
Meski demikian, pihaknya masih memeriksa intensif secara keseluruhan oleh petugas di ruangan Satreskrim Polres Tasikmalaya.
"Iya, tadi ibu salahsatu anak yang kita amankan. Sebagian memang anak-anak dan sebagiannya lagi dewasa. Betul 13 anak, 18 dewasa seluruhnya 31 orang," jelas Hario. (rezza rizaldi/radartasik.com)