“Kasihan yang dirawat di rumah, seperti tadi malam teman saya di Cigeureung Kecamatan Cipedes meminta oksigen, sementara di saya kosong. Tadi pagi baru dengar berita duka ibunya sudah tidak tertolong dan batal isi oksigen. Semoga kondisi seperti ini tidak berlarut,” ceritanya terharu.
Salah seorang pembeli oksigen, Didan Nurrohman (42), warga Argasari Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya rela berkeliling ke agen-agen untuk menyediakan kebutuhan oksigen bagi ayahnya. Saat ini, tengah membutuhkan oksigen karena menderita sesak nafas.
“Sulit memang, kalau datang ke sentral itu harus ada keterangan dari klinik atau lain sebagainya, sementara ayah saya memang berobat jalan di rumah, dan sesaknya kambuhan,” keluh dia.
Wina Winanti (30), menuturkan hal serupa. Ibunya yang belakangan menderita gejala serupa Covid-19 masih menunggu hasil pemeriksaan lab terkait terkonfirmasi atau tidaknya positif corona. Ia mengaku butuh oksigen untuk berjaga-jaga, apabila dalam proses isoman dan menunggu hasil pengecekan terjadi hal yang tidak diinginkan. “Memang ke rumah sakit juga sudah susah untuk mengisi oksigen, termasuk ke agen-agen kadang tidak kebagian,” ungkapnya.
Sementara itu, meningkatnya kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya berdampak terhadap melonjaknya permintaan tabung oksigen di Kota Resik ini. Salah satunya dialami oleh agen tabung oksigen yakni 'Panca Gas' di Jalan Ir H Djuanda, Kecamatan Mangkubumi.
Di tempat tersebut, permintaan isi ulang, pembelian dan penyewaan tabung oksigen merangkak naik dalam waktu dua pekan terakhir.
”Ya ada kenaikan sampai 300 persen peningkatannya pengisian pun kita sudah over kita kerja sampe jam 2 hingga jam 3 subuh,” kata Hermawan, Pemilik Panca Gas kepada waratawan, Rabu (3/6/21).
Hermawan mengatakan ada beberapa rumah sakit daerah dan swasta di beberapa wilayah seperti Kota Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Banjar dan Pangandaran yang menjadi langganan tabung oksigennya. Permintaan dari beberapa rumah sakit itu memang belakangan ini mengalami lonjakan.
”Yang biasanya cuma dua minggu sekali, sekarang jadi seminggu sekali bahkan setiap hari. Ada juga (rumah sakit) yang biasanya cuma 10 tabung, meningkat jadi 30 tabung dan pekan ini sampai 60 tabung oksigen,” terangnya.
Tak hanya dari rumah sakit, peningkatkan permintaan juga datang dari individu. Biasanya mereka memesan melalui telepon dengan tabung berukuran kecil. ”Enggak semuanya tabung oksigen untuk Covid-19 ya, tapi yang umum juga ada,” tambahnya.
Hermawan menjelaskan peningkatan permintaan tabung oksigen ini memang tidak setinggi seperti awal tahun 2021 lalu. Namun, ia mengaku khawatir karena mulai sulit mencari stok tabung oksigen kosong dan jika ada harga tabung meningkat sekitar dua kali lipat.
”Kita per hari 600 sampai 700 tabung saat ini. Per hari biasanya kita 300 tabung. Ini meningkat drastis, dalam 25 menit kita bisa menghasilkan 20 tabung,” jelasnya.
Walaupun demikian, ada berapa kendala untuk saat ini selain likuid cairan gas tabung gas juga seeing terlamabat pendistibusuanya. “Jadi karena permintaan naik, tabung sering kosong. Kalaupun ada, harga naik. Baru kemarin supplier saya tanya ke saya, ada enggak tabung kosong? Padahal biasanya saya yang beli ke dia,” pungkasnya.
(igi/rez)