Ini 4 RS di Garut yang Jadi Rujukan Covid-19
Reporter:
andriansyah|
Jumat 02-07-2021,09:30 WIB
radartasik.com, GARUT KOTA — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menetapkan empat rumah sakit menjadi rujukan pasien Covid-19. Hal ini dilakukan seiring meningkatnya kasus positif virus corona di Garut.
Humas Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kabupaten Garut Yeni Yunita menerangkan keempat rumah sakit yang dijadikan rujukan untuk penanganan pasien Covid-19 bergejala sedang dan berat yakni RSUD dr Slamet, RSUD Pameungpeuk, RSU Medina dan RSU Guntur.
“Untuk RSUD dr Slamet selain dijadikan rujukan, rumah sakit ini sudah ditetapkan sebagai rumah sakit khusus pasien Covid-19,” ujar Yeni dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/7/2021).
Kata Yeni, nantinya pasien yang bukan terpapar Covid-19 bisa mengunjungi rumah sakit rujukan yang sudah disiapkan Pemkab Garut. Diantaranya Rumah Sakit Nurhayati, Rumah Sakit Annisa Queen dan Rumah Sakit Intan Husada. “Sebenarnya bisa dilakukan rujukan ke RSUD dr. Slamet, namun hanya untuk pasien hemodialisa dan thalasemia saja,” ucapnya.
Sementara itu, untuk beberapa rumah sakit rujukan non Covid-19 yang saat ini masih menangani pasien Covid-19 untuk menyelesaikan perawatan pasien tersebut. Namun, jika terdapat pasien Covid-19 hasil skrining di rumah sakit tersebut, maka dilakukan rujukan ke rumah sakit yang sudah ditunjuk.
Bupati Garut H Rudy Gunawan menerangkan dengan ditetapkannya RSUD dr Slamet menjadi rumah sakit khusus Covid-19 terhitung Senin (5/07/2021), secara resmi, tidak lagi menerima pasien baru baik pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD) maupun pasien rawat inap sampai batas waktu yang belum ditentukan.
“Kita tetapkan RSUD dr Slamet menjadi rumah sakit khusus Covid karena memiliki peralatan medis lebih baik. Nanti juga ada penambahan 500 bed dan ventilator dari gubernur,” ujarnya.
Rudy memaparkan saat ini di Kabupaten Garut terjadi peningkatan pasien Covid-19 cukup tinggi. Akibatnya, bed occupancy rate (BOR) rumah sakit tinggi hingga tidak semua pasien Covid bisa langsung mendapatkan pelayanan.
“Kami mohon maaf sebesar-besarnya karena banyak keluarga bapak/ibu tidak bisa tertolong di rumah sakit. Ketika datang, saturasi oksigen menurun, bahkan dibawah 50 ada yang 30, sehingga banyak kematian terjadi di IGD, kami mohon maaf karena ketersediaan tempat pelayanan dan alat terbatas,” katanya. (yna)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: