Merancang Pembelajaran Terdiferensiasi: Antara Tantangan dan Harapan

Merancang Pembelajaran Terdiferensiasi: Antara Tantangan dan Harapan

Abdullah Mufti Nurhabib, M.Pd.I., Pendidik di SMPIT Daarul Anba Kota Tasikmalaya. istimewa for radartasik.com--

BACA JUGA:Aksi Damai Santri Kota Tasikmalaya, Tuntut Salah Satu Televisi Nasional Hargai Tradisi Pesantren

Ketiga, mengelola waktu dan dinamika kelas. 

Dalam satu kelas, ada siswa yang belajar cepat dan ada yang butuh waktu lebih lama. 

Guru harus mampu menjaga irama agar semua tetap terlayani tanpa merasa tertinggal atau terburu-buru.

Keempat, merancang asesmen yang adaptif dan adil. 

BACA JUGA:Cara Daftar Magang Terpadu di Pegadaian, Simak Langkah dan Tipsnya!

Diferensiasi menuntut penilaian yang sesuai dengan gaya dan kecepatan belajar siswa, bukan hanya satu ukuran untuk semua. 

Guru harus kreatif dalam menilai proses sekaligus hasil belajar.

Kelima, mengubah mindset guru

Dari 'mengajar untuk menyelesaikan materi' menjadi 'mengajar agar semua siswa belajar'. 

BACA JUGA:Cara Cicil Emas di Tring! by Pegadaian dengan Praktis dan Aman

Perubahan ini tidak mudah, sebab menyentuh aspek mendasar dari cara guru memandang profesinya.

Keenam, dukungan sistem dan kolaborasi. 

Tanpa dukungan rekan sejawat dan pimpinan sekolah, upaya menerapkan diferensiasi mudah terhenti di tengah jalan. 

Budaya sekolah yang masih menilai keberhasilan dari hasil ujian semata juga menjadi tantangan tersendiri.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: