Tasikmalaya Jadi Salah Satu Rujukan Studi Penanggulangan Krisis Kesehatan di Kongres WADEM 2025 karena Hal ini

Tasikmalaya Jadi Salah Satu Rujukan Studi Penanggulangan Krisis Kesehatan di Kongres WADEM 2025 karena Hal ini

Dr Arief Tarmansyah Iman, dosen Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya saat mempresentasikan hasil penelitiannya pada Kongres Internasional WADEM 2025 di Tokyo Jepang. istimewa for radartasik.com--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COMDr Arief Tarmansyah Iman MKM, dosen Program D-III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, tampil sebagai salah satu presenter dalam ajang bergengsi The 23rd World Congress on Disaster and Emergency Medicine (WADEM) 2025 yang berlangsung di Tokyo, Jepang, pada 2–6 Mei 2025.

Dalam kongres internasional yang dihadiri lebih dari 950 peserta dari 70 negara ini, Dr Arief memaparkan hasil penelitiannya berjudul Lesson Learnt from Tasikmalaya, One of the Most High-Disaster Risk Districts in West Java Province: Development of Health Crisis Risk Monitoring Information System in Primary Health Center (PHC) and District Health Office.

Riset ini merupakan bagian dari disertasinya saat menempuh studi doktoral di FKKMK UGM dan disusun secara kolaboratif bersama sejumlah akademisi dan praktisi kesehatan.

“Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem informasi monitoring untuk mengurangi risiko krisis kesehatan di tingkat puskesmas dan dinas kesehatan, khususnya di Kabupaten Tasikmalaya yang dikenal rawan bencana,” ujar Dr Arief kepada radartasik.com, Rabu 14 Mei 2025. 

BACA JUGA:Baznas Kabupaten Tasikmalaya Bantah Dugaan Penyalahgunaan Dana Hibah Rp 4,4 Miliar

Sistem yang dikembangkan, bernama Harmonis, mampu memetakan bahaya, kerentanan, dan kapasitas wilayah dalam menghadapi potensi krisis.

Sistem ini juga menghasilkan informasi yang relevan untuk mendukung pengambilan keputusan di tingkat lokal.

Menurut Dr Arief, keberlanjutan implementasi sistem ini memerlukan dukungan kebijakan dari pimpinan dinas kesehatan dan puskesmas. 

“Saya berharap hasil penelitian ini bisa menjadi dasar bagi pengembangan intervensi yang lebih sesuai dengan karakteristik masyarakat di Asia Tenggara, terutama yang berisiko tinggi terhadap bencana atau krisis kesehatan,” tambahnya.

BACA JUGA:Paman di Salawu Tasikmalaya Ditangkap Diduga Melakukan Perbuatan Rudapaksa terhadap Keponakan

Keikutsertaan Dr Arief dalam forum internasional yang dibuka secara resmi oleh Putri Aiko dari keluarga kekaisaran Jepang ini memperkuat eksistensi akademisi Indonesia, khususnya dari Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, di kancah global. 

Ia juga menjadi salah satu peserta yang memperoleh penghargaan berupa waiver sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi ilmiahnya.

WADEM 2025 juga menjadi konferensi terbesar dalam sejarah penyelenggaraannya, dan telah terakreditasi untuk 20.0 AMA PRA Kategori 1 Kredit™, menandai pentingnya forum ini dalam memperkuat kesiapsiagaan dan respons kesehatan menghadapi bencana secara global.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait