Tiga Dekade Pengabdian Sunyi Dedi Supriatna, Ketabahan Guru ABK di Tasikmalaya
Guru SLB Insan Lestari Tasikmalaya, Dedi Supriatna, saat membonceng muridnya hendak diantar pulang. ayu sabrina / radar tasikmalaya--
BACA JUGA:Dari Kampung ke Mancanegara: JNE Antar Zai Muslim Wear Menjadi Brand Mendunia
Ia pernah mengantar-jemput beberapa anak autisme setiap hari tanpa meminta biaya bensin.
“Saya tidak pernah terima uang bensin dari sekolah. Ikhlas saja. Yang penting anak-anak sampai sekolah dengan aman,” tuturnya.
Di hadapan murid-murid yang tidak bisa belajar dengan metode biasa, Dedi menciptakan caranya sendiri.
Ia mengganti buku dengan pengalaman, mengganti ceramah dengan interaksi langsung.
BACA JUGA:Tolak Revisi KUHAP dan Sampaikan 10 Tuntutan, Mahasiswa Geruduk DPRD Kota Tasikmalaya
Suatu hari, ia membawa murid autisme berkeliling stasiun dan terminal, bergantian dibonceng di motornya, untuk memperkenalkan mereka pada dunia luar yang kerap membuat mereka kewalahan.
Ada pula seorang murid autisme dengan perilaku agresif yang tak dapat disentuh siapa pun.
Tetapi kepada Dedi, bocah itu mau mendekat.
Bahkan ia sempat tinggal di rumah Dedi beberapa waktu.
BACA JUGA:Kekurangan 6.000 Guru Jadi Alarm Serius Dunia Pendidikan Tasikmalaya, Bebani 1.342 Sekolah
“Beberapa anak itu benar-benar hanya percaya pada Pak Dedi. Ada yang diantar-jemput setiap hari, ada yang bahkan diasuh di rumahnya,” ungkap Kepala SLB Insan Sejahtera, Tata Tajudin.
Tiga puluh tahun berlalu, dan ketulusan itu akhirnya mendapat sorotan.
Pada peringatan Hari Guru Nasional, Selasa 25 November 2025, Dedi menerima penghargaan sebagai guru sukwan berdedikasi tinggi.
Tatapannya menghangat, walau ia tak pernah mengejar panggung.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: