Kemendikdasmen Dorong Penguatan Buku Muatan Lokal, Budaya Tasikmalaya Diangkat Jadi Inspirasi Pendidikan

Kemendikdasmen Dorong Penguatan Buku Muatan Lokal, Budaya Tasikmalaya Diangkat Jadi Inspirasi Pendidikan

Wakil Wali Kota Tasikmalaya Diky Chandra, Anggota DPR RI Komisi X Ferdiansyah dan Kepala BSKAP Prof Dr Toni Toharudin SSi MSc bersama peserta Desiminasi Standar Mutu Buku Muatan Lokal, Minggu 20 Oktober 2025. rezza rizaldi / radar tasikmalaya--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) mendorong peningkatan kualitas buku muatan lokal sebagai bagian dari upaya membangun karakter dan memperkuat identitas budaya daerah. 

Hal ini disampaikan saat Desiminasi Standar Mutu Buku Muatan Lokal di Hotel Harmoni Kota Tasikmalaya, Minggu 19 Oktober 2025.

Kepala BSKAP Kemendikdasmen, Prof Dr Toni Toharudin SSi MSc, menegaskan bahwa buku muatan lokal memiliki peran penting bukan hanya sebagai bahan bacaan, tetapi juga sebagai cermin budaya dan warisan peradaban bangsa.

“Buku muatan lokal tidak hanya mengajarkan apa yang harus diketahui, tapi juga siapa kita sesungguhnya. Di dalamnya ada nilai iman, gotong royong, dan filosofi silih asah, silih asih, silih asuh yang membangun karakter anak-anak,” ujarnya.

BACA JUGA:Budayawan Tasikmalaya Bode Riswandi Raih Juara Tiga Lomba Baca Puisi Nasional Piala HB Jassin 2025

Ia menjelaskan, standar mutu buku muatan lokal telah ditetapkan berdasarkan empat aspek utama: materi, penyajian, desain, dan grafika. 

Meski demikian, Toni mengakui masih ada perbedaan pemahaman antardaerah karena keterbatasan sumber daya dan perlunya pendampingan berkelanjutan.

“Kami dari pusat pembukuan terus melakukan pendampingan agar standar ini dapat diterapkan merata di seluruh daerah,” tambahnya.

Sementara itu, Anggota DPR RI Komisi X, Ferdiansyah, menyatakan dukungannya terhadap pengembangan buku muatan lokal yang dinilai mampu memperkuat budaya daerah serta melengkapi kurikulum nasional.

BACA JUGA:Pansus DPRD Tasikmalaya Kebut Pembahasan RPJMD 2025–2029, Target Rampung Tepat Waktu

“Buku ini sarana untuk mengangkat budaya lokal. Prinsipnya, daerah diberikan ruang untuk mengembangkan kurikulumnya sendiri,” kata Ferdiansyah.

Ia juga menyoroti pentingnya menggali budaya Tasikmalaya secara lebih spesifik.

“Budaya Tasikmalaya bukan hanya someah dan sopan santun, tapi semangat berdagang yang tangguh. Itu budaya khas Tasikmalaya yang perlu diangkat dalam buku muatan lokal,” tegasnya.

Adapun Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra, menuturkan bahwa kegiatan ini menjadi momentum bagi guru dan pegiat literasi lokal untuk memperkenalkan karya edukatif berbasis budaya Sunda.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait