Minim Ahli Pemulasaraan Jenazah, Pramuka Kota Tasikmalaya Siapkan Anggotanya Jadi Pelopor Fardhu Kifayah

Minim Ahli Pemulasaraan Jenazah, Pramuka Kota Tasikmalaya Siapkan Anggotanya Jadi Pelopor Fardhu Kifayah

Praktik Simulasi Pemulasaraan Jenazah di Sekretariat Kwarcab Gerakan Pramuka Kota Tasikmalaya Jalan Yudanegara, Sabtu 18 Oktober 2025. istimewa for radartasik.com--

BACA JUGA:Ingin Modal Usaha Cepat Cair? Cek Skema Tabel KUR Mandiri 2025 dengan Cicilan Rp 1 Juta Tenor Hingga 60 Bulan

Lebih jauh, Dadang menyoroti bahwa dalam dunia pendidikan formal, baik di sekolah umum maupun madrasah, materi mengenai pemulasaraan jenazah tidak pernah diajarkan secara komprehensif.

“Sekolah hanya mengajarkan salat jenazah. Padahal keterampilan memandikan, mengkafani, hingga menguburkan jenazah itu jauh lebih penting. Ini kebutuhan nyata di masyarakat, tapi belum terakomodasi dalam kurikulum,” jelasnya.

Ia juga menekankan bahwa memandikan jenazah bukan sekadar aktivitas teknis, melainkan juga memiliki etika dan adab yang harus dijaga.

“Tidak semua orang tahu bagaimana bersikap ketika menghadapi orang sakaratul maut, atau apa yang harus dilakukan ketika seseorang meninggal. Ada adab yang harus dijaga agar tidak melanggar kehormatan jenazah,” paparnya.

BACA JUGA:Cari Modal Usaha Cepat Cair? Cek Skema Tabel KUR BNI 2025 dengan Cicilan Rp 1 Juta Tenor Hingga 60 Bulan

Dalam kesempatan itu, Dadang turut menyampaikan pesan penting bagi para anggota Pramuka agar mampu mengurus jenazah keluarganya sendiri.

“Kalau orang tuanya meninggal, jangan serahkan pada orang lain. Memandikan dan mengkafani jenazah orang tua adalah bentuk kasih sayang dan penghormatan terakhir. Kadang ada rahasia yang hanya pantas diketahui keluarga, bukan orang lain,” pesannya.

Ia juga menyoroti fenomena sosial di masyarakat, di mana banyak orang hanya ikut mengantar jenazah tanpa memahami adab yang benar.

“Kadang masyarakat ramai-ramai ikut mengantar, tapi di perjalanan malah ngobrol. Harusnya membaca salawat atau surat Al-Qadr. Ini hal kecil, tapi mencerminkan kurangnya pemahaman terhadap etika mengurus jenazah,” ujarnya prihatin.

BACA JUGA:Simak Tabel Angsuran KUR BSI 2025 Plafon Rp 100 Juta, Pinjaman Syariah untuk UMKM Sesuai Prinsip Islam

Dadang menegaskan, kegiatan ini juga merupakan wujud nyata pengamalan Tri Satya Pramuka butir ketiga, yaitu ikut serta membangun masyarakat, serta Dasa Dharma kedua, cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.

“Pramuka tidak cukup hanya gagah dengan seragam dan kegiatan lapangan. Pramuka harus hadir di tengah masyarakat, memberikan manfaat nyata. Termasuk menjadi pelopor dalam kepedulian sosial seperti pemulasaraan jenazah ini,” tandasnya.

Ia berharap, melalui pelatihan ini, para anggota Pramuka bisa menjadi agen perubahan sosial yang peduli terhadap urusan kemanusiaan dan spiritual di lingkungannya.

“Saya ingin Pramuka tampil serta menjadi generasi yang siap, peduli, dan berilmu dalam mengurus fardhu kifayah,” pungkas Dadang.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait