Kisah di Balik Warisan yang Pudar, Mantan Pengrajin Kelom Geulis Tasikmalaya Kini Jadi Ojol
Tugu Kelom Geulis di Bunderan Gobras-Tamansari Kota Tasikmalaya. ayu sabrina / radar tasikmalaya--
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Sore yang seharusnya biasa di kawasan Tawang berubah menjadi perjalanan penuh makna.
Di balik helm hijau dan jaket lusuhnya, Yuda, seorang pengemudi ojek online menuturkan kisah yang jauh lebih dalam dari sekadar antar-jemput penumpang.
Siapa sangka, sebelum pandemi Covid-19 memporakporandakan ekonomi rakyat kecil, Yuda adalah seorang pengrajin kelom geulis, alas kaki berukir khas Tasikmalaya yang dulu menjadi kebanggaan dan simbol keanggunan perempuan Sunda.
“Dulu saya pengrajin kelom geulis di Gobras. Tapi sejak pandemi, usaha benar-benar jatuh. Modal besar, pesanan turun, dan susah cari tukang ukir yang paham tekniknya,” ujarnya lirih di sela laju motornya, Kamis 26 September 2025.
Bagi Yuda, kelom geulis bukan sekadar sandal kayu. Ia menyebutnya sebagai karya seni yang hidup dari sentuhan tangan.
Setiap pasang dibuat melalui proses panjang. Memilih kayu yang kuat, mengukir motif tradisional, melapisi pernis, hingga memasang kain atau kulit sebagai pemanis.
“Bikin satu pasang itu bisa habis ratusan ribu. Kalau cuma bikin sedikit, enggak nutup. Kalau bikin banyak, modalnya berat. Jadi bingung di tengah-tengah,” katanya sambil tersenyum getir.
Kini, kehidupan membawanya ke jalanan. Dari bengkel ukir berpindah ke setang motor, dari dentingan pahat kini berganti suara notifikasi pesanan.
BACA JUGA:Bandung Timur - Bandung Barat Dihubungkan LRT? Ini Isi Pertemuan Dudy Purwagandhi - Dedi Mulyadi
Dulu, kawasan Gobras di Kota Tasikmalaya ramai oleh suara gergaji dan ketukan pahat.
Deretan rumah kecil berfungsi ganda sebagai bengkel pengrajin. Setiap sudut memamerkan warna-warni kelom geulis bermotif bunga dan batik.
Namun, pemandangan itu kini tinggal kenangan. Bengkel demi bengkel tutup karena kalah bersaing dengan produk sandal modern yang lebih murah dan massal.
Regenerasi pun nyaris tak berjalan, anak muda lebih memilih dunia digital ketimbang mengukir kayu.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: